TEMPO.CO, Jakarta - Israel telah memecat dua perwira militer dan melakukan peneguran resmi terhadap komandan-komandan senior, setelah hasil penyelidikan terhadap serangan yang menewaskan tujuh orang pekerja bantuan di Gaza pekan ini menunjukkan kesalahan serius dan pelanggaran prosedur oleh militer.
Penyelidikan tersebut menemukan bahwa pasukan Israel secara keliru mengira bahwa mereka menyerang milisi Hamas ketika meluncurkan pesawat tak berawak atau drone yang menghantam tiga kendaraan kelompok bantuan World Central Kitchen (WCK) pada Senin malam, dan bahwa prosedur standar telah dilanggar.
“Serangan terhadap kendaraan bantuan adalah kesalahan besar yang berasal dari kegagalan serius karena kesalahan identifikasi, kesalahan dalam pengambilan keputusan, dan serangan yang bertentangan dengan Prosedur Operasi Standar,” kata militer dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat, 5 April 2024.
Pembunuhan tujuh pekerja bantuan tersebut – yang terdiri dari warga negara asing Inggris, Polandia, Australia, warga lokal Palestina serta warga negara ganda Amerika Serikat dan Kanada – memicu kemarahan global.
Kecaman dan kemarahan telah diutarakan oleh pemimpin masing-masing negara yang terdampak, antara lain dari Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, presiden dan perdana menteri Polandia Donald Tusk dan Andrzej Duda, hingga Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
Presiden AS Joe Biden mengancam perubahan kebijakan negaranya terhadap Israel, kecuali jika Israel dapat memastikan pengiriman bantuan, melindungi warga sipil dan keselamatan pekerja bantuan di Gaza.
Militer Israel mengatakan dalam pernyataannya bahwa komandan mereka tidak mengidentifikasi kendaraan tersebut sebagai milik WCK, dan bahwa seorang pria bersenjata terlihat di atap salah satu truk konvoi bantuan yang mengiringi tiga kendaraan WCK.
Yoav Har-Even, kepala Mekanisme Pencarian Fakta dan Penilaian IDF yang memimpin penyelidikan, mengatakan pasukan tidak dapat melihat logo WCK di atap kendaraan dalam kegelapan. Mereka mengaku bertindak secara keliru berdasarkan keyakinan bahwa kendaraan telah direbut oleh pejuang Hamas.
“Pikirannya saat itu adalah bahwa misi kemanusiaan telah berakhir dan mereka sedang melacak kendaraan Hamas dengan satu tersangka pria bersenjata, setidaknya satu tersangka pria bersenjata, yang mereka salah identifikasi berada di dalam salah satu dari tiga mobil tersebut,” katanya kepada wartawan, dikutip oleh Reuters.
Har-Even berkata pasukan Israel kemudian menyerang kendaraan tersebut, lalu mengidentifikasi orang-orang yang keluar dari mobil dan memasuki mobil kedua. “Saat itulah mereka memutuskan untuk menyerang mobil kedua. Kemudian dua orang meninggalkan mobil kedua dan masuk ke mobil ketiga, itulah saat mereka menyerang mobil ketiga,” tuturnya.
Serangan-serangan tersebut melanggar prosedur operasi standar Pasukan Pertahanan Israel (IDF), katanya.
Militer menyatakan telah memecat seorang kepala staf brigade berpangkat kolonel dan seorang perwira pendukung tembakan brigade berpangkat mayor, dan secara resmi menegur perwira senior termasuk jenderal yang mengepalai Komando Selatan.
Jose Andres, koki yang mendirikan WCK, mengatakan bahwa tujuh pekerja yang tewas telah menjadi sasaran “secara sistematis, mobil demi mobil” ketika mereka bergerak mencari perlindungan dan kendaraan mereka ditabrak secara berurutan.
Militer Israel menyatakan bahwa ketidakmampuan mereka untuk melihat logo WCK di kendaraan dalam gelap merupakan pelajaran yang mereka ambil dari tragedi tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor: Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel