TEMPO.CO, Jakarta - Jepang akan mencabut penangguhan pendanaan kepada badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina atau UNRWA, kata Menteri Luar Negeri Yoko Kamikawa kepada media lokal pada Selasa, 2 April 2024.
Negara tersebut awalnya berencana menyumbang US$35 juta (Rp557 miliar) kepada UNRWA, seperti dilansir Kyodo News. Namun Jepang memutuskan untuk menangguhkan pendanaan pada Januari lalu, menyusul tuduhan Israel bahwa 12 orang dari 13 ribu staf UNRWA di Gaza terlibat dalam serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kamikawa sebelumnya mengatakan bahwa Jepang sedang meninjau kembali keputusannya dalam menangguhkan pendanaan kepada UNRWA, ketika berbicara kepada wartawan di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat pada Senin, 18 Maret 2024.
Menteri luar negeri itu mengatakan Jepang telah melakukan komunikasi yang erat dengan PBB, UNRWA dan negara-negara terkait lainnya melalui “berbagai saluran”.
“Kami bertukar pandangan dan pendapat, dan pada saat yang sama, PBB sedang melakukan penyelidikan bersama dengan pihak ketiga, dan proses verifikasi sedang berlangsung,” katanya saat itu, menambahkan bahwa Jepang sedang menunggu laporan sementara mengenai penemuan tersebut.
Kelompok peninjau independen yang menyelidiki tuduhan Israel terhadap UNRWA telah menyerahkan hasil laporan sementara kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu, 20 Maret 2024. Laporan tersebut menemukan UNRWA telah menerapkan mekanisme dan prosedur untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip kenetralan.
Tuduhan Israel menyebabkan 16 negara, termasuk Amerika Serikat sebagai donor terbesar, menghentikan pendanaan sebesar US$450 juta (Rp7,1 triliun) untuk UNRWA, sehingga menghambat operasi UNRWA di Palestina.
Badan tersebut, yang dibentuk pada 1949, merupakan badan bantuan terbesar yang beroperasi di Gaza. UNRWA menyediakan layanan penting seperti kesehatan dan pendidikan bagi pengungsi di wilayah Palestina, beroperasi di lima area yaitu Yordania, Lebanon, Suriah, Jalur Gaza dan Tepi Barat (termasuk Yerusalem Timur). Badan itu mempekerjakan lebih dari 30 ribu orang, sebagian besar pengungsi Palestina dan beberapa staf internasional.
Keputusan Jepang menempatkannya bersama negara-negara seperti Australia, Kanada, Finlandia dan Swedia yang telah melanjutkan pendanaan ke UNRWA, sementara beberapa negara Teluk seperti Arab Saudi telah meningkatkan pendanaan.
Jepang menduduki peringkat keenam donor terbesar untuk badan tersebut, berdasarkan data UNRWA pada 2022, dengan total sumbangan lebih dari US$30 juta. Sementara menurut data per 30 April 2023, Jepang telah mengucurkan US$39 juta lebih untuk UNRWA dalam jangka waktu 2017 – 2023. Sebanyak US$4 juta dari jumlah tersebut adalah untuk permohonan darurat bagi wilayah Palestina.
REUTERS
Pilihan Editor: Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS