TEMPO.CO, Jakarta - Empat pria yang dituduh menembak mati sejumlah orang di sebuah konser di luar ibu kota Rusia, Moskow, telah didakwa melakukan terorisme. Dakwaan tersebut muncul pada Minggu malam ketika Rusia menurunkan bendera setengah tiang sebagai hari berkabung atas serangan paling mematikan di negara itu selama dua dekade.
Setidaknya 137 orang, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam serangan Moskow yang diklaim ISIS. 182 orang lainnya terluka dan pejabat kesehatan mengatakan sekitar 40 di antaranya berada dalam kondisi “kritis” atau “sangat kritis”.
Pengadilan Distrik Basmanny Moskow mengidentifikasi empat tersangka di balik serangan itu sebagai Dalerdzhon Mirzoyev, 32; Saidakrami Rachabalizoda, 30; Syamsidin Fariduni, 25; dan Mukhammadsobir Faizov, 19.
Namun yang menarik keempat tersangka tersebut muncul di pengadilan dengan wajah-wajah bengkak dan tanda-tanda penyiksaan.
Video Interogasi
Media Rusia telah melaporkan bahwa orang-orang tersebut disiksa selama interogasi oleh petugas keamanan dan video interogasi para tersangka yang tidak terverifikasi dan brutal telah beredar di media sosial.
Di pengadilan, Mirzoyev, Rachabalizoda dan Fariduni menunjukkan tanda-tanda memar parah, termasuk wajah bengkak, sementara Faizov dibawa ke pengadilan dari rumah sakit dengan menggunakan kursi roda dan duduk dengan mata tertutup selama persidangan. Dia dihadirkan petugas medis saat berada di pengadilan, di mana dia mengenakan gaun rumah sakit dan celana panjang dan terlihat dengan banyak luka.
Telinga Rachabalizoda juga diperban dengan ketat. Yang lain mengenakan kain hitam pada matanya dan kantong plastik robek di lehernya. Tersangka keempat muncul dengan wajah bengkak tampak kebingungan dan kesulitan untuk tetap membuka matanya.
Media Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa salah satu tersangka dipotong telinganya selama interogasi.
Dalam rekaman video yang dipublikasikan oleh media Rusia dan saluran Telegram yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin, salah satu tersangka mengatakan dia ditawari uang untuk melakukan penyerangan di Balai Kota Crocus.
“Saya menembak orang,” tersangka, dengan tangan terikat dan rambutnya dijambak oleh seorang interogator, dengan sepatu bot hitam di bawah dagunya, berkata dalam bahasa Rusia yang buruk dan beraksen kental.
Ketika ditanya alasannya, ia bilang: “Demi uang.”
Pria tersebut mengatakan bahwa dia telah dijanjikan setengah juta rubel (sedikit di atas $5.000). Salah satunya ditunjukkan menjawab pertanyaan melalui penerjemah Tajik.