Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, pada Sabtu, 16 Maret 2024, mengungkap gizi buruk akut di wilayah Gaza utara semakin meningkat. Pengumuman itu disampaikan UNRWA saat Tel Aviv bersiap mengirimkan satu tim delegasi ke Qatar untuk melakukan kembali melakukan pembicaraan soal gencatan senjata dan pembebasan warga negara Israel yang masih disandera Hamas.
Menurut UNRWA, satu dari tiga balita usia di bawah dua tahun di utara Gaza saat ini mengalami gizi buruk akut. Kondisi ini memberi tekanan lebih besar pada Israel agar melonggarkan pintu-pintu perbatasan demi mengakhiri bencana kelaparan.
Sebelumnya pada Jumat, 15 Maret 2024, Israel mengatakan akan mengirimkan delegasi ke Qatar untuk berbicara dengan mediator setelah Hamas menyorongkan proposal baru untuk gencatan senjata, pertukaran sandera dengan tahanan warga negara Palestina.
Sumber yang faham dengan isu ini mengatakan tim delegasi dipimpin oleh Kepala Mossad atau intelijen Israel David Barnea. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan tuntutan Hamas yang terbaru, masih tidak realistis.
Seminggu sebelum bulan Ramadan, sejumlah upaya untuk mengakhiri gencatan senjata telah dilakukan. Israel pada Jumat, 15 Maret 2024, mengutarakan rencana menyerang markas terakhir Hamas di Rafah. Kota ini dianggap menjadi wilayah yang relatif aman di Gaza setelah lima bulan perang.
Kanselir Jerman Olaf Scholz kunjungan kerja ke Israel untuk menyuarakan kekhawatiran soal rencana serangan ke Rafah. Sebab jika Rafah sampai diserang, dampaknya akan sangat buruk bagi banyak warga sipil. Netanyahu sudah menyetujui rencana penyerangan ke Rafah, di mana separuh dari 2.3 juta jiwa warga Gaza tinggal di sana, berlindung dari perang. Namun Netanyahu tidak memberikan waktu persisnya rencana penyerangan ke Rafah itu akan dilakukan.
Proposal terbaru yang disorongkan Hamas dan sampai ke Reuters, Hamas menuntut selama gencaran senjata dilakukan pembebasan sandera warga negara Israel ditukar dengan pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Hamas juga meminta pintu-pintu perbatasan dibuka agar lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk Gaza.
Tuntutan lain adalah Hamas meminta perang diakhiri. Namun Israel hanya ingin menegosiasikan pakta yang bersifat sementara. Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan pada Al Jazeera kalau proposal yang mereka sorongkan sangat realistis dan tidak boleh ada pihak yang keberatan. Para mediator pun mengklaim proposal tersebut secara positif.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Baznas Salurkan Bantuan Kemanusiaan Rp60 Miliar ke Gaza
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini