Boeing mengungkapkan nama-nama karyawan terkait ledakan pintu
Pada Januari, sebuah pesawat Boeing 737 MAX 9 Alaska Airlines melakukan pendaratan darurat di Portland setelah panel pintu meledak di udara, meninggalkan lubang menganga di pesawat.
Pada Rabu, Boeing memberi regulator AS nama-nama karyawan di tim yang bertanggung jawab atas pintu 737 MAX.
Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Jennifer Homendy sebelumnya mengkritik kegagalan Boeing untuk memberikan nama dan beberapa catatan penting yang diperlukan dalam penyelidikan yang sedang berlangsung oleh badan tersebut.
Pada 4 Maret, kebakaran mesin memaksa Boeing 737 melakukan pendaratan darurat di Houston, Texas, segera setelah lepas landas. Mesin tersebut menelan beberapa bungkus gelembung plastik yang ada di lapangan terbang sebelum keberangkatan, menurut United Airlines.
Di Portland, Oregon, sebuah Boeing 737-800 terpaksa melakukan pendaratan darurat karena asap di kabin pada Rabu.
Pada Kamis, sebuah ban jatuh dari sebuah Boeing 777-200 setelah lepas landas dari San Francisco, menghancurkan sebuah mobil. Pesawat itu menuju Jepang, tetapi dialihkan ke Los Angeles, dan mendarat dengan selamat.
Sebuah Boeing 737 MAX tergelincir dari landasan pacu di Houston dan terjebak di rumput pada hari Jumat.
Sejarah dan kontroversi sebelumnya
Boeing, yang memimpin pasar pesawat komersial bersama Airbus Eropa, berada di bawah pengawasan ketat atas catatan keselamatannya sejak dua kecelakaan fatal yang melibatkan Boeing 737 MAX pada tahun 2018 dan 2019.
Jet-jet tersebut dilarang terbang di seluruh dunia selama hampir dua tahun setelah sebuah kecelakaan menewaskan 189 orang di Indonesia pada Oktober 2018 dan kecelakaan lainnya menewaskan 157 orang di Ethiopia lima bulan kemudian.
Disimpulkan kecelakaan itu disebabkan oleh cacat pada perangkat lunak kontrol penerbangan otomatis, yang salah diaktifkan. Perangkat lunaknya ditingkatkan, dan Boeing 737 diubah dan diizinkan untuk terbang kembali.
Dalam insiden Alaska Airlines Januari, penutup pintu Boeing 737 MAX 9 terbang di udara. Meskipun kecelakaan pada 2018 dan 2019 disebabkan oleh cacat desain pada sistem kendali penerbangan, hal ini merupakan cacat produksi dengan perangkat keras yang longgar pada pesawat.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Selandia Baru akan Sita Kotak Hitam LATAM Boeing 787