TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman dari Arab Saudi mengirimkan pernyataan yang menandai dimulainya Ramadan tahun ini. Raja Salman menekankan tugas masyarakat internasional untuk menghentikan “kejahatan brutal” yang dilakukan terhadap warga Palestina.
“Sangat menyedihkan bagi kami bahwa datangnya bulan Ramadan tahun ini bertepatan dengan serangan yang sedang berlangsung yang dialami oleh saudara-saudara kami di Palestina. Kami menekankan perlunya komunitas internasional memikul tanggung jawab untuk menghentikan kejahatan brutal ini dan memberikan bantuan kemanusiaan dan koridor bantuan yang aman,” kata pejabat Saudi Press Agency (SPA) mengutip perkataan Raja Salman pada hari Minggu, 10 Maret 2024.
Saudi Press Agency sebelumnya melaporkan bahwa Ramadan akan dimulai pada hari Senin , 11 Maret, setelah bulan sabit Ramadan terlihat di Kerajaan.
Menjelang 1 Ramadan, Israel dan Hamas masih bertempur sengit. Belum ada tanda-tanda akan gencatan senjata dari kedua pihak.
Warga Palestina menyambut Ramadan dalam suasana suram dan dibayangi perang Gaza. Polisi Israel memperketat pengamanan dan dikerahkan ke jalan-jalan sekitar Kota Tua Yerusalem. Di sana, puluhan ribu umat Muslim akan beribadah di ke Masjid Al Aqsa setiap harinya selama Ramadan. Masjid al Aqsa adalah satu dari tiga masjid yang paling disucikan umat Islam di dunia.
Dalam pesan Ramadan kepada umat muslim Amerika Serikat dan luar negeri, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Minggu, 10 Maret 2024, berjanji akan mendorong bantuan kemanusiaan ke Gaza, gencatan senjata dan stabilitas jangka panjang di Gaza.
“Saat umat Muslim di seluruh dunia menjalani hari-hari puasa, penderitaan warga Palestina tidak akan sirna dalam fikiran banyak orang. Saya pun memikirkannya. Bagi Anda yang berduka selama perang ini, saya mendengar Anda dan saya mendoakan Anda menemukan penghiburan,” kata Biden.
Perang yang dimulai pada 7 Oktober 2023 itu telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza.
AL ARABIYA | REUTERS
Pilihan editor: Dokter Magang Masih Mogok kerja, Korea Selatan Kerahkan Dokter Militer