TEMPO.CO, Jakarta - World Health Organization (WHO) memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Gaza, termasuk Rafah berada di ujung tanduk karena fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Palestina tidak lagi berfungsi. Hal itu pasca pembatasan akses yang terus meningkat, pasokan medis yang makin sedikit, dan berkurangnya bantuan kemanusiaan lain yang penting untuk perawatan pasien.
Dilansir dari VOA, rumah sakit terkini yang diambil alih Israel yaitu Rumah Sakit Nasser di Gaza di Khan Younis, tempat operasi militer Israel sedang berlangsung. WHO, bersama dengan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), dan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, baru-baru ini melakukan misi berisiko tinggi ke fasilitas medis untuk membawa bahan bakar dan pasokan penting lainnya serta mengevakuasi pasien yang berada dalam bahaya dari fasilitas tersebut.
“Pemindahan pasien diminta oleh staf rumah sakit setelah fasilitas tersebut tidak berfungsi akibat serangan militer pada 14 Februari, setelah pengepungan selama seminggu,” kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic pada Selasa.
Sementara itu, serangan militer Israel kepada warga Palestina masih terus dilakukan. Dilansir dari antaranews.com, WHO telah menyatakan keprihatinan terhadap dugaan pengeboman oleh Israel terhadap tenda-tenda yang melindungi warga sipil di Rafah, Jalur Gaza selatan, yang mengakibatkan korban jiwa.
"Laporan menyatakan bahwa tenda-tenda yang menaungi warga di Rafah dibom - dilaporkan menewaskan 11 orang dan melukai 50 lainnya, termasuk anak-anak - sungguh keterlaluan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada platform X.
"Diantara mereka yang tewas adalah petugas kesehatan. Petugas kesehatan dan warga sipil #BukanTarget, dan harus dilindungi kapanpun," kata dia, mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata.
Lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel di Gaza berkumpul di Rafah untuk mencari perlindungan dari pertempuran yang terjadi. Menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut, setidaknya 30.320 orang telah terbunuh dan 71.533 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Dinukil dari Antaranews, sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan awal yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas.
Dilansir dari healthcluster.com, International Medical Corps (IMC), telah membangun rumah sakit lapangan di perbatasan antara Khan Younis dan Rafah untuk membantu mengatasi kekurangan fasilitas kesehatan.
Rumah sakit lapangan IMC adalah fasilitas EMT Tipe 2 dan menyediakan berbagai layanan medis, mulai dari layanan kesehatan primer rawat jalan hingga layanan khusus seperti perawatan medis darurat, nutrisi, kesehatan seksual dan reproduksi, kesehatan mental dan dukungan psikososial, serta perawatan rawat inap.
Sementara, Médecins Sans Frontières juga telah mendirikan titik medis di daerah Al-Mawasi untuk melayani lebih dari 10.000 pengungsi yang berlindung di sana. Bidang medis menangani banyak kasus penyakit pada masa kanak-kanak tetapi juga menangani penyakit tidak menular dan memberikan dukungan kepada ibu yang memiliki bayi baru lahir dan anak kecil.
WHO mendukung bidang medis dengan obat-obatan dan persediaan penting, namun upaya tanggap darurat memerlukan koordinasi berkelanjutan untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan kesehatan komunitas pengungsi di Rafah.
Pilihan editor: 22 Mantan Pelapor Khusus PBB Menilai Serangan Israel di Rafah Langgar Putusan ICJ