Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Layanan Kesehatan di Rafah Hampir Kolaps, WHO dan Aneka Lembaga Mau Dirikan Titik Medis Baru

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - World Health Organization (WHO) memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Gaza, termasuk Rafah berada di ujung tanduk karena fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Palestina tidak lagi berfungsi. Hal itu pasca pembatasan akses yang terus meningkat, pasokan medis yang makin sedikit, dan berkurangnya bantuan kemanusiaan lain yang penting untuk perawatan pasien.

Dilansir dari VOA, rumah sakit terkini yang diambil alih Israel yaitu Rumah Sakit Nasser di Gaza di Khan Younis, tempat operasi militer Israel sedang berlangsung. WHO, bersama dengan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), dan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, baru-baru ini melakukan misi berisiko tinggi ke fasilitas medis untuk membawa bahan bakar dan pasokan penting lainnya serta mengevakuasi pasien yang berada dalam bahaya dari fasilitas tersebut. 

“Pemindahan pasien diminta oleh staf rumah sakit setelah fasilitas tersebut tidak berfungsi akibat serangan militer pada 14 Februari, setelah pengepungan selama seminggu,” kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic pada Selasa.

Sementara itu, serangan militer Israel kepada warga Palestina masih terus dilakukan. Dilansir dari antaranews.com, WHO telah menyatakan keprihatinan terhadap dugaan pengeboman oleh Israel terhadap tenda-tenda yang melindungi warga sipil di Rafah, Jalur Gaza selatan, yang mengakibatkan korban jiwa. 

"Laporan menyatakan bahwa tenda-tenda yang menaungi warga di Rafah dibom - dilaporkan menewaskan 11 orang dan melukai 50 lainnya, termasuk anak-anak - sungguh keterlaluan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada platform X.

"Diantara mereka yang tewas adalah petugas kesehatan. Petugas kesehatan dan warga sipil #BukanTarget, dan harus dilindungi kapanpun," kata dia, mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata.

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel di Gaza berkumpul di Rafah untuk mencari perlindungan dari pertempuran yang terjadi. Menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut, setidaknya 30.320 orang telah terbunuh dan 71.533 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dinukil dari Antaranews, sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan awal yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas.

Dilansir dari healthcluster.com, International Medical Corps (IMC), telah membangun rumah sakit lapangan di perbatasan antara Khan Younis dan Rafah untuk membantu mengatasi kekurangan fasilitas kesehatan. 

Rumah sakit lapangan IMC adalah fasilitas EMT Tipe 2 dan menyediakan berbagai layanan medis, mulai dari layanan kesehatan primer rawat jalan hingga layanan khusus seperti perawatan medis darurat, nutrisi, kesehatan seksual dan reproduksi, kesehatan mental dan dukungan psikososial, serta perawatan rawat inap.

Sementara, Médecins Sans Frontières juga telah mendirikan titik medis di daerah Al-Mawasi untuk melayani lebih dari 10.000 pengungsi yang berlindung di sana. Bidang medis menangani banyak kasus penyakit pada masa kanak-kanak tetapi juga menangani penyakit tidak menular dan memberikan dukungan kepada ibu yang memiliki bayi baru lahir dan anak kecil.

WHO mendukung bidang medis dengan obat-obatan dan persediaan penting, namun upaya tanggap darurat memerlukan koordinasi berkelanjutan untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan kesehatan komunitas pengungsi di Rafah.

Pilihan editor: 22 Mantan Pelapor Khusus PBB Menilai Serangan Israel di Rafah Langgar Putusan ICJ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

19 jam lalu

Pengunjuk rasa pendukung Palestina di Gaza berdiri di dekat barikade di sebuah perkemahan di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 1 Mei 2024. Ketegangan meningkat di kampus-kampus Amerika ketika para pendukung pro-Israel menyerang perkemahan pengunjuk rasa pro-Palestina di UCLA. REUTERS/David Swanson
Gejolak Demo Mahasiswa di Amerika Serikat: Begini Bentrok Pro-Palestina dan Pro-Israel

Berulang, bentrok demo mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel. Terbaru di UCLA. Apa yang terjadi?


Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

22 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan para pemimpin hak asasi manusia di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 7 Desember 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

1 hari lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut


Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

1 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah


Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

2 hari lalu

Benjamin Netanyahu. AP/Jim Hollander, Pool
Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan


30 Tentara Israel Tolak Perang ke Rafah

2 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
30 Tentara Israel Tolak Perang ke Rafah

Tentara Israel mulai kelelahan melawan Hamas. Sebanyak 30 orang tentara Israel menolak diterjunkan ke Rafah.


Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

3 hari lalu

Pria Palestina dikumpulkan dan ditelanjangi oleh pasukan Israel di Gaza sebelum dibawa ke lokasi yang dirahasiakan. Foto : X
Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


Antony Blinken kepada Hamas: Terima Saja Proposal Israel yang 'Luar Biasa Murah Hati'

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Gabungan GCC-AS.  Kemitraan Strategis untuk membahas krisis kemanusiaan yang dihadapi di Gaza, di Riyadh, Arab Saudi, 29 April 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein/Pool
Antony Blinken kepada Hamas: Terima Saja Proposal Israel yang 'Luar Biasa Murah Hati'

Menlu AS Antony Blinken mendesak Hamas untuk segera menerima proposal Israel yang terbaru dan "sangat murah hati" untuk melakukan gencatan senjata.