Tak Ada Kesepakatan tanpa Gencatan Senjata Permanen
Di Lebanon, serangan udara dan rudal Israel telah menewaskan hampir 200 pejuang Hizbullah dan hampir 50 warga sipil. Serangan dari Lebanon ke Israel telah menewaskan belasan tentara Israel.
Puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.
Utusan asing telah berupaya untuk mendapatkan resolusi diplomatik atas konflik tersebut, yang mencerminkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.
Awal bulan ini, Prancis menyampaikan proposal tertulis ke Beirut yang bertujuan untuk mengakhiri permusuhan. Kesepakatan tersebut mencakup perundingan untuk menyelesaikan sengketa perbatasan Lebanon-Israel dan penarikan unit elite Hizbullah 10 km dari perbatasan.
Hizbullah, yang mempunyai pengaruh signifikan atas negara Lebanon, bersikeras bahwa pihaknya tidak akan membahas perjanjian apa pun di Lebanon selatan sampai gencatan senjata permanen di Gaza disetujui. Kedua sumber tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa pendirian ini tidak berubah.
Sumber pertama mengatakan Hizbullah sebelumnya telah menetapkan bahwa tidak akan ada pembicaraan dengan kelompok tersebut sampai gencatan senjata di Gaza selesai, dan mereka tetap pada pendiriannya.
Meskipun permusuhan sebagian besar terbatas pada zona perbatasan, jet tempur Israel pada Senin menyerang Lembah Bekaa di Lebanon timur, serangan yang paling luas jangkauannya di Lebanon selama konflik saat ini.
Pada Minggu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengindikasikan bahwa Israel berencana untuk meningkatkan serangan terhadap Hizbullah jika terjadi kemungkinan gencatan senjata dalam konflik Gaza. Dia mengatakan tujuannya adalah untuk mengamankan penarikan Hizbullah dari wilayah perbatasan, baik melalui perjanjian diplomatik atau dengan kekerasan.
REUTERS
Pilihan Editor: Ribuan Dokter Magang Mogok di Seoul, Apa Alasannya dan Membuat Rumah Sakit Kepayahan?