TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atau Menlu Retno meminta negara-negara G20 untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada Rabu, 21 Februari 2024.
Retno menghadiri sesi pertama dari dua sesi pertemuan, dengan sesi kedua diwakili oleh Duta Besar Triansyah Djani selaku Sherpa Indonesia. Dalam kunjungannya yang berlangsung kurang dari 30 jam, Retno mengangkat isu serangan Israel di Gaza.
“Isu ini penting untuk diangkat di G20, mengingat semua negara anggota tetap Dewan Keamanan juga merupakan anggota G20,” ujarnya, menurut keterangan tertulis yang diterima media pada Kamis, 22 Februari 2024.
Sembilan belas negara yang menjadi anggota G20 adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris and Amerika Serikat. Dua organisasi regional, Uni Eropa dan Uni Afrika, juga merupakan anggota.
Anggota G20 mewakili sekitar 85 persen produk domestic bruto (PDB) global, lebih dari 75 persen perdagangan global, dan sekitar dua pertiga populasi dunia.
Di hadapan para perwakilan negara dan organisasi tersebut, Retno mengatakan kekejaman Israel di Gaza yang telah berlangsung lebih dari empat bulan sejak 7 Oktober 2023 “telah melampaui segala logika pembenaran.”
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 29 ribu orang dan membuat 69 ribu lebih orang lainnya luka-luka sejak 7 Oktober. Israel membombardir wilayah kantong tersebut setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang dan menyandera 250 orang lainnya.
“Warga Gaza menghadapi ancaman genosida dan hidup dalam neraka kekejaman Israel. Saya tegaskan kepada negara-negara G20, bahwa ini bukan hanya bencana kemanusiaan, tapi mimpi buruk geopolitik,” ujar Menlu, dengan menambahkan bahwa imbas dari serangan ini telah meluas dan mengancam stabilitas global.
Retno pun menyampaikan tiga peran kolektif negara-negara yang perlu dilakukan untuk menghentikan pembantaian di Gaza.