TEMPO.CO, Jakarta - Yulia Navalnaya, istri dari pemimpin oposisi pemerintah Rusia Alexei Navalny, menuding Presiden Rusia Vladimir Putin membunuh suaminya dalam sebuah video berdurasi hampir sembilan menit yang diunggah di media sosial Navalny pada Senin, 19 Februari 2024.
Dia mengumumkan akan melanjutkan perjuangan Navalny, dalam video berbahasa Rusia yang dibubuhkan keterangan, “Saya akan melanjutkan pekerjaan Alexei Navalny.”
Navalnaya, ekonom berusia 47 tahun, mengatakan Putin telah membunuh suaminya dan dengan melakukan hal itu telah memotong separuh hatinya dan merampas ayah kedua anak mereka, Dasha Navalnaya dan Zakhar Navalny.
“Saya ingin hidup di Rusia yang bebas, saya ingin membangun Rusia yang bebas,” kata Navalnaya dalam pesan video tersebut.
“Saya mendorong Anda untuk berdiri di samping saya,” ujarnya. “Saya meminta Anda untuk berbagi kemarahan dengan saya. Kemarahan, kekesalan, kebencian terhadap mereka yang berani membunuh masa depan kita.”
Tidak jelas di mana lokasi Navalnaya merekam video tersebut. Lulusan Universitas Ekonomi Rusia Plekhanov itu baru saja ikut serta dalam pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa (UE) di Brussel, Belgia pada Senin.
Navalnaya menuduh pihak berwenang Rusia menyembunyikan jasad Navalny dan menunggu jejak racun saraf Novichok menghilang dari tubuhnya. Dia tidak memberikan bukti, namun mengatakan timnya akan memublikasikan rincian siapa yang membunuh suaminya.
Navalny pernah mengatakan bahwa dia diracuni dengan agen saraf di Siberia pada Agustus 2020. Kremlin telah membantah mencoba membunuhnya dan mengatakan tidak ada bukti dia diracuni dengan agen saraf.
“Vladimir Putin membunuh suami saya,” kata Navalnaya. “Dengan membunuh Alexei, Putin membunuh separuh diri saya - separuh hati saya dan separuh jiwa saya.”
“Tetapi saya masih memiliki separuh lainnya, dan itu memberi tahu saya bahwa saya tidak punya hak untuk menyerah. Saya akan melanjutkan pekerjaan Alexei Navalny, terus berjuang untuk negara kita,” ujarnya.
Navalny meninggal setelah pingsan di koloni tahanan yang berada di utara Lingkaran Arktik Rusia tempat dia menjalani hukuman penjara tiga dekade, menurut laporan Layanan Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia (FSIN) pada Jumat, 16 Februari 2024.
Mantan pengacara berusia 47 tahun itu menjadi terkenal lebih dari satu dekade lalu setelah berkampanye mengecam kelas elite di sekitar Presiden Vladimir Putin dan menyuarakan tuduhan korupsi dalam skala besar.
Negara-negara Barat dan pendukung Navalny mengatakan Putin bertanggung jawab atas kematiannya. Kremlin membantah hal tersebut, sementara Putin belum memberikan komentar publik mengenai kematian lawannya itu.
REUTERS
Pilihan editor: Samakan Serangan Israel dengan Holokaus, Presiden Brasil Kena Persona Non-Grata