TEMPO.CO, Jakarta - WHO pada Jumat, 9 Februari 2024, mengkonfirmasi telah mendokumentasi 721 serangan pada fasilitas kesehatan di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023. Juru bicara PBB Tarik Jasarevic mengatakan ada sekitar 357 serangan yang dilakukan di Jalur Gaza hingga menewaskan 645 orang dan 818 orang luka-luka.
“Serangan ini telah berdampak pada 98 fasilitas kesehatan (27 dari total 36 rumah sakit yang ada di Gaza) dan berdampak pada ambulan serta 50 fasilitas kesehatan rusak parah,” kata Jasarevic.
Jasarevic mengatakan ada 364 serangan di Jalur Gaza yang diduduki Israel, di mana 10 di antaranya berakibat sangat fatal, 15 unit kendaraan klinik rusak dan 249 mobil ambulan hancur.
Selama serangan di Tepi Barat, ada 251 insiden yang melibatkan kerusakan pada klinik keliling, 190 insiden melibatkan penggunaan kekuatan militer, 60 insiden penahanan dan 67 insiden yang melibatkan penggeledahan ambulan.
Sedangkan menurut Federasi Perhimpunan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah (IFRC), akses kesehatan di penjuru Gaza juga bermasalah sehingga situasi kemanusiaan di Jalur Gaza levelnya sudah melampaui bencana. Untuk memenuhi kebutuhan yang layak dan bermartabat, maka dibutuhkan lebih banyak bantuan kemanusiaan. Namun yang juga penting, harus dipastikan adanya akses keamanan dan keselamatan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pengiriman bantuan kemanusiaan harus dilakukan berdasarkan persetujuan pihak-pihak terkait serta dukungan negara kawasan dan internasional. Della Longa menekankan dibutuhkan lebih banyak upaya diplomatik, namun yang paling utama perlunya menghentikan gencatan senjata agar ada ruang bagi lingkungan kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza.
Situasi di Jalur Gaza setiap menit memburuk, di mana ayah atau ibu mencari susu formula atau bahkan makanan untuk anak-anak mereka yang sangat sulit ditemukan atau kadang mustahil. Dari total populasi 2.2 juta warga sipil di Gaza, sekitar 1.8 juta orang harus berpindah tempat berkali-kali.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Bencana Kelaparan di Jalur Gaza Mengerikan