TEMPO.CO, Jakarta - Chicago menjadi kota terbaru di Amerika Serikat yang menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza. Perang Israel Hamas di Gaza telah memasuki bulan keempat dan memberikan tekanan lebih besar pada Presiden Joe Biden sebelum pemilu November untuk membantu mengakhiri pertempuran tersebut.
Setelah berminggu-minggu pertemuan publik yang penuh gejolak, para anggota dewan di kota terbesar ketiga di AS pada hari Rabu menyetujui resolusi tidak mengikat tersebut dalam waktu 24-23 hari. Pemungutan suara yang menentukan keputusan diambil oleh Walikota Brandon Johnson, yang juga harus mengosongkan ruang dewan untuk sementara waktu selama sesi yang memanas.
Deklarasi simbolis tersebut mencakup seruan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan pembebasan semua tawanan yang ditahan di wilayah tersebut.
“Apakah saya percaya bahwa kata-kata yang kita ucapkan hari ini, cara kita memilih hari ini, mempengaruhi secara langsung kebijakan internasional? Saya tidak. Saya tidak punya ilusi seperti itu,” kata Alderman Daniel La Spata, salah satu sponsor resolusi tersebut. “Tapi kami memilih dengan harapan. Kami memilih dengan solidaritas. Kami memilih untuk membantu orang merasa didengarkan di dunia yang sunyi.”
Peraturan tersebut sebagian besar tetap tidak berubah selama beberapa bulan terakhir meskipun ada desakan dari satu-satunya anggota dewan Yahudi, Alderwoman Debra Silverstein, yang meminta lebih banyak dukungan untuk Israel dan kritik terhadap Hamas.
“Kita semua ingin mengakhiri pertumpahan darah dan mengakhiri perang. Namun sangat penting untuk memahami apa yang menyebabkan konflik tersebut, dan kita harus mengeluarkan resolusi yang mengatasi masalah ini secara bertanggung jawab,” katanya dalam pertemuan tersebut. “Kita tidak boleh mengeluarkan resolusi kecuali jelas bahwa Hamas tidak bisa dan tidak boleh menyerang lagi.”
Serangan Israel telah menghancurkan Jalur Gaza sejak pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak di wilayah Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut pejabat Israel. Israel membalas dengan serangan udara dan darat tanpa henti yang telah menewaskan hampir 27.000 orang, sekitar 70 persen di antaranya anak-anak, wanita dan orang tua, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden telah memberikan bantuan militer kepada Israel sebesar US$ 3,8 miliar setiap tahunnya. Bantuan itu mulai dari jet tempur hingga bom berkekuatan besar.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, kampanye militer Israel yang tiada henti di Gaza telah mengungkap perpecahan mendalam di AS di tengah meningkatnya kemarahan terhadap kebijakan luar negeri pemerintahan Biden.
Disahkannya resolusi tersebut berarti bahwa Chicago kini mengikuti kota-kota seperti Atlanta, Detroit dan San Francisco yang menyerukan gencatan senjata.
Analisis data kota yang dilakukan Reuters menunjukkan bahwa setidaknya 48 kota di AS telah mengadopsi resolusi simbolis yang menyerukan penghentian pemboman Israel di Gaza. Enam kota lainnya mengeluarkan resolusi yang menganjurkan perdamaian secara lebih luas. Setidaknya 20 negara telah mengeluarkan resolusi yang mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober.
Sebagian besar resolusi gencatan senjata telah disahkan di negara bagian Demokrat seperti California. Di Michigan, gencatan senjata sudah diserukan sekitar sembilan kali.
Jajak pendapat yang dilakukan pada bulan Oktober menunjukkan dukungan terhadap Biden di kalangan Arab Amerika anjlok menjadi 17 persen dari 59 persen pada tahun 2020.
“Orang Amerika keturunan Arab tidak akan memilih Joe Biden, apa pun yang terjadi. Itu dia. Mereka sudah selesai dengan Biden,” ujar Sam Baydoun, komisaris Wayne County.
“Itulah intinya. Joe Biden tidak akan bisa mendapatkan kembali kepercayaan komunitas Arab-Amerika,” katanya.
AL JAZEERA | REUTERS
Pilihan editor: Presiden Abbas: Israel Tak Bisa Pisahkan Gaza dari Palestina