TEMPO.CO, Jakarta -Kelompok muslim Amerika Serikat mengecam mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi setelah dia mengatakan tanpa bukti bahwa beberapa protes mendesak gencatan senjata di Gaza berkaitan dengan Rusia.
Pelosi bahkan mengatakan ingin meminta Biro Investigasi Federal (FBI) untuk menyelidiki pendanaan beberapa protes tersebut.
Council on American-Islamic Relations (CAIR) menyebut komentar itu sebagai “fitnah yang tidak berdasar”. Kelompok muslim tersebut mengatakan pernyataan Pelosi sama dengan dehumanisasi terhadap rakyat Palestina.
Sebelumnya, Pelosi menyampaikan hal tersebut di program wawancara politikus State of the Union yang disiarkan oleh CNN pada Ahad, 28 Januari 2024. Jurnalis Dana Bush bertanya kepadanya apakah ada kekhawatiran tentang gerakan protes masif menentang perang Israel di Gaza yang mungkin menjadi tantangan bagi Partai Demokrat, dan jika para pemilih memutuskan golput pada Pilpres AS 2024 lantaran keterlibatan Presiden AS Joe Biden dalam perang itu.
“Apa yang harus kita lakukan adalah mencoba menghentikan penderitaan di Gaza,” kata Pelosi. “Tetapi menyerukan gencatan senjata adalah pesan Putin. Jangan salah, ini berhubungan langsung dengan apa yang ingin dia lihat.”
“Saya pikir beberapa dari protes ini hanya terjadi secara spontan, organik, dan tulus. Beberapa di antaranya menurut saya ada hubungannya dengan Rusia, dan saya katakan bahwa saya telah melihat hal ini sejak lama,” lanjutnya.
Politikus yang menjadi Ketua DPR perempuan pertama terpilih di AS itu tidak memberikan bukti atas klaimnya.
Ketika Bush meminta klarifikasi ucapannya bahwa beberapa protes didalangi Rusia, Pelosi berkata, “Saya pikir beberapa pembiayaan harus diselidiki. Dan saya ingin meminta FBI untuk menyelidikinya.”
Komentar Pelosi menandai pertama kalinya seorang anggota parlemen AS terkemuka menuding Presiden Rusia mendukung pengunjuk rasa AS yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
“Tidak masuk akal jika seseorang dengan pengaruh seperti itu di negara ini akan menyebarkan fitnah yang tidak berdasar dan menargetkan mereka yang berupaya mengakhiri pembantaian warga sipil di Gaza serta mencari resolusi yang adil terhadap konflik tersebut,” kata juru bicara CAIR Ibrahim Hooper.
Komentar Pelosi mengingatkan kembali situasi di AS “ketika penentang Perang Vietnam dituduh sebagai simpatisan komunis dan menjadi sasaran pelecehan FBI,” kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad.
Protes menuntut gencatan senjata di Gaza baru-baru ini terjadi di seluruh AS, termasuk di New York City, Los Angeles, hingga di luar Gedung Putih di Washington. Para pengunjuk rasa juga beberapa kali menyela pidato dan acara Biden untuk menyampaikan keresahan mereka.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 26.422 orang dan melukai lebih dari 65.087 orang lainnya sejak 7 Oktober. Pembombardiran Israel dilakukan setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.139 orang.
Pilihan Editor: Nancy Pelosi Curiga Putin di Balik Demo Tuntut Gencatan Senjata di Gaza, FBI Turun Tangan?
REUTERS