TEMPO.CO, Jakarta - Samia Suluhu Hassan, presiden perempuan pertama di Tanzania, menjadi tamu Presiden Jokowi pada Kamis, 25 Januari 2024. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke Indonesia.
Mengenakan kerudung, Saluhu menarik perhatian publik di Tanah Air. Ia dijamu Presiden di Istana Bogor.
Siapa Saluhu? Wanitia kelahiran 27 Januari 1960 ini, tumbuh sebagai politisi sejak muda. Ia didapuk menjadi presiden pada Maret 2021 setelah pendahulunya John Magufuli meninggal.
Ia langsung menarik perhatian ketika mencabut larangan unjuk rasa politik pada Januari 2023, enam setengah tahun setelah pendahulunya John Magufuli memberlakukan larangan tersebut yang menyebabkan seringnya perselisihan antara pemimpin oposisi dan polisi.
Berdasarkan kebijakan Magufuli tersebut, yang mulai berlaku pada tahun 2016, politisi terpilih diizinkan untuk melakukan demonstrasi di daerah pemilihan mereka, namun demonstrasi atau protes politik lainnya dilarang.
Perempuan kelahiran Zanzibar ini, menjabat sebagai menteri di daerah semi-otonom itu dari tahun 2000 hingga 2010. Ia kemudian menjabat sebagai Anggota Parlemen untuk daerah pemilihan Makunduchi dari tahun 2010 hingga 2015 dan menjadi Menteri Negara di Kantor Wakil Presiden untuk Urusan Persatuan dari 2010 hingga 2015.
Pada tahun 2014, ia terpilih sebagai wakil ketua Majelis Konstituante yang bertugas menyusun konstitusi baru negara tersebut. Suluhu menjadi wakil presiden perempuan pertama Tanzania setelah pemilihan umum 2015, setelah terpilih dari bersama Magufuli. Suluhu dan Magufuli terpilih kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2020.
Sebagai presiden, Suluhu telah menerapkan reformasi demokrasi, membalikkan kebijakan pendahulunya yang diterapkan untuk menindas oposisi politik. Dia juga menerapkan kebijakan untuk membatasi penyebaran pandemi COVID-19 di Tanzania, yang sebelumnya dianggap oleh Magufuli sebagai bukan masalah serius. Fokus lain dari kepresidenannya mencakup perluasan infrastruktur dan globalisasi ekonomi Tanzania melalui investor dan pariwisata.
Semangat kuliah
Dia menyelesaikan sekolah menengah pada tahun 1977, dan mulai bekerja sebagai pegawai kantor. Dia menikah dengan Hafidh Ameir pada tahun berikutnya. Bersama-sama mereka memiliki tiga putra dan satu putri.
Meski sudah punya anak, Suluhu rajin sejumlah kursus singkat secara paruh waktu. Pada tahun 1986, ia lulus dari Institut Manajemen Pembangunan. Antara tahun 1992 dan 1994, ia kuliah di Universitas Manchester dan memperoleh gelar pascasarjana di bidang ekonomi.
Ia kemudian memperoleh gelar MSc dalam Pembangunan Ekonomi Komunitas pada tahun 2015 melalui program gabungan antara Open University of Tanzania dan Southern New Hampshire University.
Suluhu menjadi petugas pembangunan di pemerintah daerah Zanzibar pada tahun 1988. Ia menjadi manajer proyek di Program Pangan Dunia. Pada tahun 1990-an, ia ditugaskan di sebuah badan yang mengatur organisasi non-pemerintah di Zanzibar.
Pada tahun 2000, Suluhu menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Zanzibar dari partai Chama Cha Mapinduzi (CCM), di mana ia diangkat menjadi Menteri Ketenagakerjaan Muda, Perempuan dan Anak-anak Zanzibar.
Saat menjabat, ia mengakhiri larangan terhadap ibu baru kembali bersekolah. Dia adalah satu-satunya menteri perempuan namun diperlakukan kurang serius oleh rekan-rekan laki-lakinya. Ia pada tahun 2005 diangkat sebagai Menteri Pariwisata dan Investasi Perdagangan.
REUTERS
Pilihan Editor Menteri Luar Negeri Afrika Selatan dan Rombongan ke Belanda untuk Dengar Putusan ICJ