TEMPO.CO, Jakarta -Militer Israel menyerbu kota utama Gaza selatan, Khan Younis pada Senin, 22 Januari 2024, dengan tank-tank mencapai dua rumah sakit dan memutus akses warga terhadap perawatan.
Pertempuran kali ini disebut yang paling berdarah di 2024, mengoyak daerah yang menampung ratusan ribu pengungsi.
Penduduk Gaza selatan mengatakan bombardir dari udara, darat dan laut ini merupakan yang paling intens di sana sejak Oktober 2023. Tank-tank menyisir wilayah Khan Younis dari timur hingga barat, area dekat pantai Mediterania.
Israel melancarkan serangan pekan lalu untuk merebut Khan Younis, yang disebutnya sebagai markas utama militan Hamas. Kelompok Palestina tersebut bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan 1.140 orang, menurut penghitungan Israel.
Sementara pembombardiran Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 25.200 orang dan melukai 62.681 orang lainnya sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Mayoritas populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa kini terkungkung di Deir al-Balah dan Rafah, masing-masing di utara dan selatan Khan Younis. Warga berdesakan di gedung-gedung publik dan tenda-tenda besar yang terbuat dari lembaran plastik yang diikat ke kayu.
Lebih jauh ke barat, tank-tank Israel yang bergerak maju telah mencapai distrik Al-Mawasi di dekat Pantai Mediterania untuk pertama kalinya, memutus akses menuju Rumah Sakit Al-Khair dan berhenti di sekitar Universitas Al-Aqsa, yang menjadi tempat ribuan warga sipil mengungsi.
Saksi mata mengatakan bangsal trauma di Rumah Sakit Al-Nasser kewalahan menangani pasien, dengan orang-orang terluka terpaksa diobati di lantai dan lorong. Rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya rumah sakit besar yang bisa diakses di Khan Younis, dan terbesar yang masih berfungsi di Gaza.
“Pendudukan (Israel) dalam semalam melancarkan perang darat dan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Khan Younis,” kata seorang petugas medis di Rumah Sakit Al-Nasser yang menolak menyebutkan namanya, dikutip oleh Al Arabiya.
Dia mengatakan orang-orang terjebak di dekat Mawasi, Rumah Sakit Al-Amal, dan Universitas Al-Aqsa. Warga juga dikabarkan membawa korban tewas dan terluka dengan kereta keledai.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra mengatakan sedikitnya 50 orang tewas semalam di Khan Younis, sementara pengepungan terhadap fasilitas medis menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka berada di luar jangkauan tim penyelamat.
“Pendudukan Israel mencegah kendaraan ambulans bergerak untuk mengambil jenazah para martir dan yang terluka di wilayah barat Khan Younis,” katanya.