TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Rompi Kuning atau The Yellow Vest Movement di Prancis, disinggung dalam debat pilpres oleh calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka semalam, Minggu, 21 Januari 2024. Gibran bertanya kepada Mahfud MD, calon wakil presien nomor urut 3 tentang bagaimana cara mengatasi greenflation.
Mahfud meminta Gibran menjelaskan istilah yag digunakan. Namun Gibran menjawab tak perlu dijelaskan karena Mahfud MD adalah seorang profesor.
Gibran mengatakan bahwa greenflation adalah inflasi hijau. Dia mencontohkan demo rompi kuning di Prancis akibat penerapan inflasi hijau atau greenflation. "Demo rompi kuning di Prancis berbahaya sekali, sudah memakan korban, ini harus kita antisipasi jangan sampai terjadi di Indonesia," ujar Gibran.
Lalu apa yang dimaksud dengan Gerakan Rompi Kuning?
Awalnya, pengunjuk rasa rompi kuning adalah orang-orang dari pedesaan yang harus berkendara jarak jauh dalam kegiatannya sehari-hari. Mereka mengatakan mereka tidak mampu menanggung kenaikan harga bahan bakar.
Protes muncul di sejumlah wilayah di Perancis untuk mengecam pajak hijau yang diterapkan Presiden Emmanuel Macron. Gerakan Rompi Kuning ini kemudian dengan cepat berkembang menjadi gerakan yang lebih besar yang mencakup anggota kelas pekerja serta menengah yang mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap menurunnya standar hidup.
Mereka mengatakan pendapatan mereka terlalu tinggi untuk memenuhi syarat tunjangan kesejahteraan sosial, namun terlalu rendah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Gerakan ini tidak memiliki kepemimpinan resmi dan awalnya diorganisir melalui grup media sosial.
Kenaikan bahan bakar ini adalah dampak dari strategi kebijakan lingkungan Presiden Macron. Ia mengumumkan pajak ramah lingkungan terhadap bahan bakar bulan lalu dan mulai berlaku pada 1 Januari.
Langkah ini memicu protes selama hampir sebulan di seluruh Prancis. Kementerian Dalam Negeri Perancis memperkirakan 136.000 pengunjuk rasa turun ke jalan di seluruh negeri selama akhir pekan, ditambah 280.000 pengunjuk rasa pada minggu-minggu sebelumnya.
Protes Berubah Menjadi Kekerasan
Kebanyakan rompi kuning yang diblokade di seluruh Perancis adalah pengunjuk rasa damai. Protes dengan kekerasan meletus pada akhir pekan di Paris, di mana para perusuh merusak Arc de Triomphe dan Makam Prajurit Tak Dikenal, menjarah toko-toko, merusak bangunan dan bahkan menyerang polisi. Pihak berwenang Perancis mencatat bahwa sebagian besar kekerasan dan vandalisme dihasut oleh kaum anarkis yang dikenal sebagai “casseurs” – perusuh, preman dari kelompok ultrakiri dan ultrakanan.
Polisi Paris menahan 380 orang setelah kerusuhan hari Sabtu. Kota ini memperkirakan total kerusakan mencapai $3,4 juta. Tuntutan awal pengunjuk rasa adalah penghapusan pajak ramah lingkungan atas solar.
Hubungannya dengan Greenflation
Gerakan Rompi Kuning berkaitan dengan greenflation. Rencana pemerintah Prancis menaikkan bahan bakar ramah lingkungan jadi pemicu gerakan ini.
Greenflation adalah kenaikan harga bahan mentah dan energi sebagai akibat dari transisi hijau. Istilah ini mencerminkan pengertian bahwa kenaikan harga dapat bersifat jangka panjang, seiring dengan upaya negara-negara untuk memenuhi komitmen lingkungannya. Meningkatnya pengeluaran untuk teknologi bebas karbon menyebabkan kenaikan harga bahan-bahan yang strategis untuk infrastruktur tersebut.
NPR | REUTERS | HARVARD | PHILONOMIST.COM
Pilihan editor: Istri Tentara Rusia Nekad Datangi Markas Putin, Tanya Kapan Suaminya Dipulangkan dari Urkaina