TEMPO.CO, Jakarta - Komando Pusat Militer Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan menduga Hamas meluncurkan beberapa rudal balistik dan roket ke pangkalan militer Ain al-Asad di Irak Barat pada Sabtu, 20 Januari 2024 pukul 18:30 waktu Bagdad. Sejumlah personel Amerika Serikat yang sedang mengevakuasi korban cedera otak traumatis dan setidaknya satu anggota militer Irak terluka akibat serangan ini.
Penilaian militer Amerika Serikat itu, berbeda dengan pernyataan awal dari sumber keamanan di Irak dan sumber di pemerintah Irak, yang hanya melaporkan tembakan roket ke pangkalan tersebut (bukan rudal balistik). Militer Amerika Serikat bersikukuh mengatakan sebagian besar rudal berhasil dicegat meskipun beberapa lainnya menghantam pangkalan.
“Penilaian kerusakan (akibat dampak serangan ini) sedang dilakukan,” demikian keterangan Komando Pusat Militer Amerika Serikat.
Sejak Israel membombardir Gaza pada Oktober 2023 menyusul serangan lintas batas Hamas, militer Amerika Serikat di Irak telah diserang setidaknya 58 kali dan 83 kali militer Amerika Serikat di Suriah oleh Hamas. Biasanya, serangan berupa kombinasi roket dan drone dalam satu arah. Anggota Hamas menyerang Amerika Serikat karena memberi dukungan pada Israel untuk melawan Hamas.
Hamas adalah bagian dari “Poros Perlawanan” Iran, yakni sebuah aliansi regional yang juga mencakup Hizbullah Lebanon, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah, kelompok milisi Syiah di Irak, dan Houthi yang menguasai sebagian besar Yaman.
Tercatat Amerika Serikat memiliki 900 tentara di Suriah dan 2.500 tentara di Irak. Mereka menjalani misi memberi nasihat dan membantu pasukan lokal yang berupaya mencegah kebangkitan ISIS. Kelompok radikal ISIS pada 2014 menguasai sebagian besar wilayahdi Irak dan Suriah sebelum akhirnya dikalahkan.
Irak dikabarkan khawatir akan menjadi medan pertempuran antara Amerika Serikat, Israel dan Iran. Kantor Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengumumkan langkah untuk mengusir pasukan Amerika Serikat menyusul serangan drone Amerika Serikat di Bagdad yang dikutuk oleh pemerintah. Pentagon mengatakan serangan itu menewaskan seorang pemimpin milisi yang bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini terhadap personel Amerika Serikat.
Pentagon juga mengatakan pihaknya belum diberitahu secara resmi mengenai rencana mengakhiri kehadiran pasukan Amerika Serikat di Irak. Pentagon mengklaim militer Amerika Serikat dikerahkan ke Irak atas undangan pemerintah di Bagdad. Sedangkan Iran pada Senin, 15 Januari 2024, dituduh menyerang Erbil, ibu kota wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak, dengan rudal balistik. Serangan tersebut disebut Iran sebagai serangan terhadap markas mata-mata Israel – klaim itu dibantah oleh pejabat Irak dan Kurdi Irak.
REUTERS
Pilihan editor: Kepala Kepolisian Seoul Didakwa Lalai atas Tragedi Halloween Itaewon
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini