TEMPO.CO, Jakarta -Koalisi tiga partai yang berkuasa di Jerman menentang mosi pengiriman rudal jelajah jarak jauh Taurus ke Ukraina pada Rabu. Mosi tersebut ditolak oleh anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat (SPD), Partai Hijau, dan Partai Demokrat Bebas (FDP).
Usulan yang diajukan oleh Persatuan Demokratik Kristen (CDU) dan Persatuan Sosial Kristen (CSU) memperoleh 485 suara menolak, 3 abstain, dan hanya 178 suara mendukung.
Pemimpin parlemen CDU Friedrich Merz mengatakan bahwa pasukan Ukraina saat ini “tidak memiliki prospek” untuk menahan pasukan Rusia. Ia menegaskan bahwa rudal jelajah Taurus dapat membuat perbedaan besar bagi Ukraina.
Anggota Partai Hijau dan FDP membenarkan penolakan mereka terhadap usulan tersebut, dengan alasan perdebatan umum mengenai laporan tahunan Angkatan Bersenjata.
Rudal Taurus telah menjadi bahan diskusi ekstensif sejak Ukraina mengajukan permintaan senjata yang memiliki jangkauan hingga 500 kilometer pada Mei 2023.
Media Jerman, Bild, melaporkan pada Oktober bahwa Kanselir Olaf Scholz menentang pengiriman rudal Taurus ke Kyiv karena dia khawatir tindakan tersebut akan menyeret Jerman ke dalam perang. Ukraina telah menerima rudal jarak jauh lainnya, seperti Storm Shadow dari Inggris dan SCALP buatan Prancis.
Di tengah keragu-raguan Scholz dalam transfer rudal jarak jauh, yang tampaknya karena kekhawatiran akan memicu "eskalasi" dengan Rusia, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan bahwa rudal Taurus akan "digunakan hanya di dalam perbatasan Ukraina."
Kendati demikian, pada 17 Januari Berlin mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina, termasuk amunisi untuk tank Leopard 1.
Pilihan Editor: Ukraina Mulai Membangun, Akar Rumput Minta Menang Perang Diprioritaskan
POLITICO. EU | ANADOLU