TEMPO.CO, Jakarta - Anna Popova, Kepala bidang pengawas kesehatan Rospotrebnadzor Rusia, pada Rabu 17 Januari 2024, mengumumkan vaksin virus corona untuk melawan Covid-19 sudah tidak lagi dibutuhkan. Namun begitu, masyarakat diminta tetap waspada.
Pengumuman itu disampaikan Popova di tengah naiknya jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Menurut Popova, puncak gelombang Covid-19 di Rusia sudah lewat dan kenaikan kasus positif Covid-19 saat ini bersifat musiman. Dengan begitu, Rusia tidak akan meluncurkan kampanye suntik massal vaksin virus corona.
“Kenaikan jumlah kasus Covid-19 pada musim gugur sudah lewat,” kata Popova, dalam sebuah wawancara dengan Rossiya 24.
Covid-19 sekarang ini bukan satu-satunya penyakit pernafasan yang ada di seluruh dunia. Otoritas kesehatan Rusia menekankan virus corona sekarang sudah dianggap seperti flu biasa dan virus penyerang pernafasan lainnya walau jumlah kasus saat ini mengalami kenaikan. Kendati ada fakta kenaikan kasus positif Covid-19, virus ini secara umum baru-baru ini memperlihatkan kecenderungan penularan yang melambat.
Berdasarkan catatan, Popova mengungkap jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami kenaikan sekitar 40 persen. Dia mengartikan, angka itu naik karena ada orang-orang yang kena virus corona, namun memutuskan di rawat di rumah saja. Ketika mereka ke dokter untuk meminta bantuan, terkadang kondisinya ‘sudah agak terlambat’ untuk perawatan. Namun mereka tetap di rawat di rumah sakit.
Sebelumnya pada November 2023, Popova melaporkan gelombang baru Covid-19 di Negeri Beruang Merah tersebut. Gamaleya National Center for Epidemiology and Microbiology, yakni sebuah lembaga yang mengembangkan vaksin virus corona Sputnik V, menyatakan vaksin yang sebelumnya disuntikkan – sudah hilang kemanjurannya dan vaksin virus corona versi terbaru sedang dipersiapkan untuk diluncurkan pada Maret 2024 untuk menargetkan varian baru Covid-19.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: India dan Indonesia Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini