Media: Menteri Transportasi Singapura Didakwa di Pengadilan dalam Kasus Korupsi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Transportasi Singapura S. Iswaran telah didakwa di pengadilan atas kasus korupsi, media lokal melaporkan pada Kamis, 18 Januari 2024.

Biro antikorupsi negara kota tersebut telah menyelidiki Iswaran sejak penangkapannya pada Juli tahun lalu, sementara Perdana Menteri Lee Hsien Loong telah memberinya cuti dan melarangnya meninggalkan Singapura.

Iswaran menghadapi 27 dakwaan, termasuk menerima gratifikasi sebagai pegawai negeri, korupsi dan menghalangi jalannya keadilan, Channel NewsAsia melaporkan, menambahkan bahwa Iswaran mengaku tidak bersalah.

Rekaman media lokal menunjukkan Iswaran tiba di pengadilan pada Kamis, diapit oleh pengacaranya.

Kasus ini telah mencengkeram Singapura, pusat keuangan terkemuka di Asia yang bangga dengan pemerintahannya yang jarang terkena dampak korupsi dan skandal yang melibatkan para pemimpin politik.

Pegawai negeri sipil di negara kota tersebut dibayar tinggi untuk mencegah korupsi, dengan gaji tahunan banyak menteri kabinet melebihi S$1 juta (sekitar Rp 11 miliar).

Iswaran, 61, bergabung dengan kabinet Lee sebagai menteri junior pada 2006 dan memegang portofolio perdagangan dan komunikasi sebelum menjadi menteri transportasi pada Mei 2021.

Taipan properti Ong Beng Seng juga ditangkap pada bulan Juli sebagai bagian dari penyelidikan korupsi.

Kasus korupsi terakhir yang melibatkan seorang menteri terjadi pada tahun 1986 ketika menteri pembangunan nasional diperiksa karena diduga menerima suap. Menteri tersebut meninggal sebelum dia dapat didakwa di pengadilan.

Singapura akan menyelenggarakan pemilu pada 2025. Meski Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa masih mempertahankan kekuasaan sejak tahun 1959, kasus korupsi dan skandal politik lainnya dapat membebani para pemilih, yang sudah terbebani oleh biaya hidup yang tinggi.

Pada bulan Agustus, Lee mengakui bahwa partainya mendapat pukulan telak atas penyelidikan korupsi dan pengunduran diri dua anggota parlemen senior PAP karena “hubungan yang tidak pantas”.

Partai tersebut juga akan melakukan transisi kepemimpinan dengan Lee berjanji untuk menyerahkan tongkat estafet kepada penggantinya, Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong pada bulan November.

Merujuk pada kasus Iswaran di acara PAP pada November, Lee mengatakan partai tersebut harus menangani masalah ini "tanpa rasa takut atau bantuan".

“Tunjukkan kepada warga Singapura dan dunia bahwa setelah setengah abad berkuasa, standar PAP tetap tinggi,” tambahnya.

REUTERS

Pilihan Editor: Houthi: Penetapan Teroris oleh AS 'Sangat Lucu'