TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat telah secara resmi menetapkan Gerakan Ansar Allah, atau yang dikenal sebagai Houthi, di Yaman, sebagai kelompok teroris global, dengan alasan serangan terhadap kapal angkatan laut di Laut Merah, sebagai pendorong keputusan tersebut.
Keputusan itu akan berlaku pada 16 Februari tahun ini, di mana Anshar Allah akan menjadi Teroris Global yang Ditetapkan Secara Khusus (SDGT), kata Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Pemerintahan Biden, pada Rabu, 17 Januari 2024.
“Rakyat Yaman tidak harus membayar harga untuk aksi-aksi Houthi,’ kata Sullivan dalam pernyataan pers tersebut.
Pejabat Gedung Putih mengadakan telekonferensi khusus untuk menjawab pertanyaan mengenai keputusan tersebut. Menurut seorang pejabat, Departemen Keuangan AS akan mengeluarkan lima izin umum tambahan yang mengesahkan transaksi tertentu terkait dengan penyediaan makanan, peralatan medis, dan obat-obatan, bahan bakar, pengiriman uang pribadi, pengoperasian bandara dan pelabuhan. Pejabat tersebut menduga bahwa hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa rakyat Yaman tidak dirugikan dengan cara apa pun.
Menanggapi keputusan Rabu yang menetapkan Ansar Allah sebagai Teroris Global, kepala Utusan Perundingan dan pejabat tinggi gerakan tersebut, Mohammad Abdul-Salam mengatakan bahwa AS telah menggunakan penunjukan tersebut untuk “tujuan politik.”
Dia mengecam keputusan tersebut, dan menekankan bahwa hal itu “tidak akan menghalangi [Yaman] dari dukungan teguh kami terhadap rakyat Palestina.”
Pejabat tersebut menggarisbawahi bahwa keputusan tersebut akan memiliki dampak minimal atau “tidak ada efektivitas di lapangan,” dan menambahkan bahwa keputusan tersebut hanya akan “memperkuat komitmen [Ansar Allah] untuk mendukung” Palestina.
Politbiro Ansar Allah mengeluarkan pernyataan menanggapi keputusan tersebut dengan mengatakan bahwa klasifikasi tersebut “ironisnya lucu, yang berasal dari negara terorisme global.” Komite tersebut mengatakan bahwa keputusan mereka adalah sebuah “lencana kehormatan,” yang menyoroti “sikap dukungan kelompok tersebut terhadap rakyat Palestina.”
Partai ini juga menyoroti krisis ekonomi dan kemanusiaan parah yang dihadapi oleh masyarakat Yaman akibat kebijakan yang dipimpin AS, yang telah melumpuhkan lembaga-lembaga besar pemerintah, dan menghambat prospek pertumbuhan di negara tersebut.
“Yaman pada dasarnya berada di bawah kepungan ekonomi oleh Amerika, dengan penargetan sistem perbankan Yaman yang dinonaktifkan oleh Amerika selama bertahun-tahun,” tegas Politbiro Ansar Allah.