TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada para pemimpin bisnis dan politik di KTT Davos, bahwa krisis di Gaza bisa diselesaikan dengan berdirinya negara Palestina yang struktur pemerintahannya “memberikan apa yang diinginkan masyarakat dan bekerja sama dengan Israel agar menjadi efektif”.
“Penderitaan ini menghancurkan hati saya,” katanya saat menjadi pembicara utama di Forum Ekonomi Dunia di resor ski Davos, Swiss, Rabu, 17 Januari 2024.
Ia juga menambahkan, bahwa ia tidak pernah memimpikan akan menuai banyak masalah selama menjabat Menlu AS, yakkni mulai dari perang di Gaza dan Ukraina hingga ketegangan di Taiwan.
Blinken mengatakan bahwa hampir tidak ada masalah yang ingin diselesaikan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden secara terpisah, hal ini sejalan dengan komentar Perdana Menteri Cina Li Qiang pada hari Selasa, yang menyerukan kerja sama global yang lebih besar.
Menteri Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington mendengar dari hampir setiap negara di Timur Tengah bahwa mereka ingin Amerika Serikat ikut serta dalam diskusi mengenai cara mengakhiri perang Israel dengan Hamas di Gaza.
Dan dia mengatakan Washington juga mempunyai permintaan di tempat lain.
“Ada manfaat yang lebih besar dari sebelumnya dalam kemitraan AS,” kata Blinken kepada audiensi panel WEF.
Perang di Gaza dimulai ketika militan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang. Israel mengatakan lebih dari 130 orang masih ditahan.
Israel menanggapi serangan Hamas dengan pengepungan, pemboman dan invasi darat ke Gaza yang telah menghancurkan wilayah pesisir kecil tersebut dan menewaskan lebih dari 24.000 orang.
Ketika ditanya apakah ada prospek segera untuk gencatan senjata dalam perang antara Rusia dan Ukraina, Blinken mengatakan dia tidak berpikir akan ada gencatan senjata, meskipun AS selalu terbuka untuk mewujudkannya.
Dia mengatakan bahwa dalam hal uang dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membiayai rekonstruksi Ukraina setelah hampir dua tahun konflik, sektor swasta telah mengunjungi negara tersebut dan bahwa proses tersebut “berjalan dengan sendirinya”.
Setelah komentar Perdana Menteri Tiongkok Li mengenai keterbukaan Cina terhadap investasi asing pada hari Selasa, Blinken mengatakan Amerika Serikat berhubungan “sangat langsung dan jelas” dengan Beijing dalam bidang bisnis dan meskipun ada perbedaan di antara keduanya, ada juga “tempat untuk lebih banyak bekerja sama” .
Ditanya tentang ketegangan di Taiwan, di mana Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa memenangkan pemilihan presiden pada hari Sabtu, Blinken menyoroti pentingnya Selat Taiwan dan mengatakan pulau itu memiliki posisi yang sangat besar di dunia.
Ia mengatakan semua orang mempunyai kepentingan yang sama, terutama mengingat peran Taiwan dalam memproduksi chip semi-konduktor.
Menyimpulkan tantangan yang dihadapi Amerika Serikat di seluruh dunia, Blinken mengacu pada kata-kata Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pada masa perang.
“Ketika menghadapi hal-hal yang sulit… ketika Anda sedang melalui neraka, teruslah maju,” kata Blinken.
REUTERS
Pilihan Editor Menlu Iran: Serangan terhadap Israel akan Berakhir jika Perang Gaza Berhenti