TEMPO.CO, Jakarta - Perang di Timur Tengah meluas. Selain terjadi di Gaza, Palestina, perang juga terjadi di Yaman. Serangan Amerika Serikat dan Inggris dipicu aksi militer kelompok Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Dikutip dari AP News, serangan ini juga merupakan respons atas peluncuran drone dan misil yang dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap kapal-kapal komersial sejak awal perang Israel-Hamas.
Presiden AS, Joe Biden menyatakan bahwa serangan tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Amerika dan sekutunya tidak akan mentolerir serangan tersebut. Serangan ini dilakukan setelah upaya negosiasi diplomatik dan pertimbangan yang matang.
Serangan AS ke Yaman ini tentu menjadi perhatian dunia. Dikutip dari Al Jazeera, berikut ini adalah beberapa respons dari berbagai pihak atas serangan ini:
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah meminta semua pihak untuk tidak memperparah situasi yang tidak stabil di Laut Merah. Hal ini disampaikan oleh juru bicaranya, Stephane Dujarric. "Sekretaris Jenderal lebih lanjut menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk tidak meningkatkan situasi demi kepentingan perdamaian dan stabilitas di Laut Merah dan wilayah yang lebih luas," katanya.
Hamas
Kelompok pejuang ini mengutuk serangan AS atas Yaman. Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyatakan bahwa pemerintah AS dan Inggris bertanggung jawab atas dampak serangan mereka terhadap keamanan wilayah tersebut.
North Atlantic Treaty Organization (NATO)
Juru bicara NATO mengatakan bahwa serangan ini bersifat defensif dan dirancang untuk menjaga kebebasan navigasi di salah satu jalur perairan paling vital di dunia. Maka dari itu, ia menambahkan, serangan Houthi harus diakhiri. "Pasukan Houthi didukung, dipasok, dan diperlengkapi oleh Iran, sehingga Teheran memiliki tanggung jawab khusus untuk mengendalikan proksi-proksi mereka," tambah juru bicara tersebut.
NATO tidak terlibat dalam serangan tersebut, namun AS dan Inggris adalah bagian dari aliansi ini, sementara dua anggota NATO lainnya, Belanda dan Kanada, memberikan dukungan.
Jihad Islam Palestina
Kelompok Palestina yang berbasis di Gaza ini mengatakan bahwa eskalasi tersebut menegaskan bahwa pemerintah AS melancarkan perang genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza.
"Kami menyerukan kepada masyarakat Arab dan bangsa Islam untuk mengambil tindakan sebagai penolakan terhadap agresi terhadap Yaman, yang bangkit untuk membela Gaza dan tempat-tempat suci umat Islam di Palestina".
Hizbullah
Kelompok Lebanon, yang merupakan sekutu Iran dan Houthi, mengatakan bahwa agresi AS menegaskan Washington berada dalam kerjasama dengan Israel. "AS adalah mitra penuh dalam tragedi dan pembantaian yang dilakukan oleh musuh Zionis di Gaza dan wilayah ini," kata sebuah pernyataan dari kelompok tersebut.
Pilihan Editor: 5 Fakta Negara Yaman, Pernah Menjadi Negeri Paling Bahagia di Dunia