TEMPO.CO, Jakarta - Serangan militer tidak akan membendung serangan kelompok Houthi Yaman terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah, namun mengakhiri perang di Gaza, kata Perdana Menteri Qatar pada Selasa dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos.
Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani menggambarkan situasi regional saat ini sebagai “resep untuk eskalasi di mana-mana” dan mengatakan Qatar yakin bahwa meredakan konflik di Gaza akan menghentikan eskalasi di bidang lain.
“Kita perlu mengatasi masalah utama, yaitu Gaza agar segala sesuatunya bisa diredakan… jika kita hanya fokus pada gejalanya dan tidak mengatasi masalah sebenarnya, (solusi) hanya bersifat sementara,” katanya.
Senada dengan Qatar, Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan bahwa serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah ada hubungannya dengan perang di Gaza dan gencatan senjata segera diperlukan di sana.
Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos bahwa prioritas kerajaannya adalah menemukan jalan menuju de-eskalasi melalui gencatan senjata di Gaza.
Konflik telah menyebar ke beberapa wilayah Timur Tengah sejak perang antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas dimulai pada 7 Oktober, dengan kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran melakukan serangan di Lebanon, Suriah, Irak dan Yaman.
Kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran sejak November telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah, bagian dari rute yang menyumbang sekitar 12% lalu lintas pelayaran dunia, dalam apa yang mereka katakan sebagai upaya untuk mendukung warga Palestina dalam perang dengan Israel.
Pasukan AS dan Inggris telah merespons dengan melakukan puluhan serangan udara dan laut terhadap sasaran Houthi di Yaman sejak Jumat.
Sheikh Mohammed mengatakan serangan AS dan Inggris menciptakan “risiko tinggi eskalasi lebih lanjut dan perluasan lebih lanjut” konflik.
“Kami selalu lebih memilih diplomasi daripada resolusi militer apa pun,” katanya.
Tanpa solusi dua negara yang berkelanjutan dan berkelanjutan di Israel dan Palestina, komunitas internasional tidak akan mau membiayai rekonstruksi Gaza, kata Sheikh Mohammed.
“Gambaran yang lebih besar tidak dapat diabaikan,” katanya, sambil mendesak komunitas internasional untuk meminta Israel menyetujui jalur yang terikat waktu dan tidak dapat diubah menuju solusi dua negara.
"Kita tidak dapat menyerahkan ini hanya di tangan Israel,” katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Guru Besar FHUI Menilai Israel Mungkin Tak Patuhi Putusan ICJ dalam Kasus Lawan Afrika Selatan