Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru Besar FHUI Menilai Israel Mungkin Tak Patuhi Putusan ICJ dalam Kasus Lawan Afrika Selatan

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Seorang demonstran memegang tanda selama protes ketika hakim di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, mendengarkan permintaan tindakan darurat untuk memerintahkan Israel menghentikan aksi militernya di Gaza, di Amman Yordania 11 Januari 2024. REUTERS/ Jehad Shelbak A
Seorang demonstran memegang tanda selama protes ketika hakim di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, mendengarkan permintaan tindakan darurat untuk memerintahkan Israel menghentikan aksi militernya di Gaza, di Amman Yordania 11 Januari 2024. REUTERS/ Jehad Shelbak A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Hukum Internasional di Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan dia ragu Israel akan mematuhi putusan dari Mahkamah Internasional (ICJ) dalam kasus tuduhan genosida yang dibawa oleh Afrika Selatan dan diadili pekan lalu. Afrika Selatan memohon kepada ICJ pada 11 Januari 2024 agar Mahkamah tersebut memerintahkan penerapan tindakan sementara, termasuk agar Israel menghentikan serangan di Gaza.

“Kalaupun nanti ada putusan dari Mahkamah Internasional terkait dengan Afrika Selatan lawan Israel yang mengatakan bahwa harus dihentikan, memang Israel mau dengerin?” katanya ketika ditemui wartawan usai Diskusi Pakar “Advisory Opinion di Mahkamah Internasional: Upaya Mendukung Kemerdekaan Palestina Melalui Penegakan Hukum Internasional” pada Selasa, 16 Januari 2024 di Jakarta Pusat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada 13 Januari bahwa Israel akan “melanjutkan perang sampai akhir — sampai kemenangan total” dengan mencapai tujuan-tujuannya yaitu menumpas Hamas, memulangkan semua sandera, dan “memastikan Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel.”

“Kami akan memulihkan keamanan di selatan dan utara. Tidak ada yang akan menghentikan kita – tidak Den Haag, tidak poros kejahatan dan tidak orang lain,” tulisnya di media sosial X.

Putusan ICJ, termasuk untuk kasus Afrika Selatan melawan Israel yang belum diumumkan, sifatnya mengikat dan tanpa banding. Namun ICJ sebagai pengadilan internasional tidak memiliki kekuatan untuk menegakkannya, mengingat masing-masing negara memiliki kedaulatan. “Sebenarnya putusan Mahkamah Internasional bisa langsung dijalankan. Pertanyaannya, siapa yang mau menjalankan itu?” kata Hikmahanto.

Jika ada negara pihak dalam perselisihan yang menganggap bahwa pihak lain telah gagal melaksanakan kewajiban berdasarkan putusan ICJ, ia dapat mengajukan permasalahan tersebut ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dewan tersebut kemudian diberi wewenang untuk memberikan rekomendasi tindakan-tindakan yang harus diambil untuk memberlakukan putusan ICJ.

Namun Hikmahanto berpendapat pengajuan tersebut harus kuat. Sebab, dewan beranggotakan 15 negara itu memiliki lima anggota tetap yang memegang hak veto yaitu Amerika Serikat, Inggris, Cina, Rusia, dan Prancis. “Kalau misalnya diveto, gimana? Misalnya sekarang sudah menang Afrika Selatan. Lalu (Israel) diminta berhenti. Kemudian dibawa ke Dewan Keamanan PBB. Kira-kira Amerika veto, nggak?” katanya.

Sekitar 20 negara termasuk Indonesia telah menyambut baik upaya hukum Afrika Selatan di ICJ. Hikmahanto menilai tindakan menempuh jalur hukum internasional ini merupakan bentuk rasa frustrasi dunia melihat “negara-negara kuat”, sedangkan negara-negara lain “tidak berdaya apa-apa”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, tidak ada negara yang dapat memberi hukuman ke Israel. “Dalam masyarakat internasional tidak ada. Negara merasa ‘di atas saya nggak ada negara (lagi)’. Tidak ada kekuatan yang lebih tinggi. Sehingga permasalahan seperti ini seolah-olah dunia tidak berdaya,” tutur dia.

Setelah persidangan pada 11 – 12 Januari lalu, ICJ belum akan menentukan apakah Israel telah melakukan genosida, seperti dikatakan kuasa hukum Afrika Selatan. Hal itu hanya bisa dilakukan pada persidangan tahap selanjutnya, yang menurut para ahli hukum internasional membutuhkan proses beberapa tahun. ICJ hanya akan mengambil keputusan mengenai permintaan Afrika Selatan untuk tindakan sementara demi menghentikan serangan di Gaza.

Usai sidang hari kedua, Presiden ICJ Joan Donoghue mengatakan Mahkamah akan mengeluarkan putusannya “secepat mungkin”, tanpa menyebut tanggal yang pasti. Hikmahanto mengatakan putusan itu mungkin datang dalam hitungan hari atau minggu. Berdasarkan Pasal 74 Peraturan Pengadilan ICJ, permintaan untuk menyarankan tindakan sementara “harus mendapat prioritas di atas semua kasus lainnya”.

Untuk dapat menentukan apakah Israel telah melakukan genosida, diperlukan persidangan lebih lanjut yang dapat dilakukan setelah ICJ mengeluarkan putusan sela dari persidangan pekan lalu. “Tapi biasanya tidak dilanjutin,” kata Hikmahanto, yang juga menjabat Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani.

Sebagai contoh kasus serupa yang diadili ICJ sebelumnya, Gambia menggugat Myanmar atas tuduhan genosida pada 2019 dan kasus tersebut masih berada di daftar “kasus yang tertunda” di situs resmi ICJ. Perkembangan terakhir yang tertera di situs ICJ adalah keputusan Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Belanda, Inggris dan Irlandia utara untuk mengintervensi pada November 2023.

NABIILA AZZAHRA A.

Pilihan Editor: Media Israel: Rudal Balistik Iran Lintasi Jarak 1.200 KM untuk Pertama Kali

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

3 menit lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel


Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

9 jam lalu

Open Arms, kapal penyelamat milik LSM Spanyol, berangkat dengan bantuan kemanusiaan ke Gaza dari Larnaca, Siprus, pada 12 Maret 2024. REUTERS/Yiannis Kourtoglou
Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat


Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

13 jam lalu

Seorang petugas polisi menggunakan anjing pelacak untuk memeriksa kapal kargo yang memuat bantuan kemanusiaan ke Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di pelabuhan Larnaca, Siprus, 16 Maret 2024. REUTERS
Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam


Israel Kirim Proposal Gencatan Senjata ke Hamas

14 jam lalu

Mahasiswa Universitas California Berkeley (UC Berkeley) menempati tenda perkemahan di depan Sproul Hall, gedung administrasi kampus saat mereka memprotes hubungan investasi UC Berkeley dengan Israel, di Berkeley, California, AS, 23 April 2024. Lebih dari 34,000 warga Palestina dan lebih dari 1,450 warga Israel telah terbunuh, menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sejak militan Hamas melancarkan serangan terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 07 Oktober 2023, dan operasi Israel di Gaza dan Tepi Barat yang mengikutinya. EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Israel Kirim Proposal Gencatan Senjata ke Hamas

Hamas pada Sabtu, 27 April 2024, mengkonfirmasi telah menerima proposal dari Israel untuk gencatan senjata.


Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

15 jam lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas


Klaim Keputusan ICC Tak Akan Pengaruhi Israel, Netanyahu: Tapi Preseden Berbahaya

22 jam lalu

Joe Biden dan Benjamin Netanyahu. REUTERS
Klaim Keputusan ICC Tak Akan Pengaruhi Israel, Netanyahu: Tapi Preseden Berbahaya

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan keputusan apa pun yang dikeluarkan oleh ICC tidak akan pengaruhi Israel


Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

23 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

1 hari lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

1 hari lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

Demo Mahasiswa Universitas Columbia menuntut pembebasan Palestina, gencatan senjata di Gaza, dan penghentian kerja sama dengan Israel