TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menegaskan bahwa rakyat Palestina yang akan memerintah Jalur Gaza setelah perang dengan Israel berakhir. “Orang-orang Palestina tinggal di Gaza dan oleh karena itu orang-orang Palestina akan memerintahnya di masa depan. Pemerintahan Gaza di masa depan harus tumbuh dari Jalur Gaza,” kata Gallant pada konferensi pers, Senin, 15 Januari 2024..
“Pada akhir perang tidak akan ada ancaman militer dari Gaza. Hamas tidak akan bisa memerintah dan berfungsi sebagai kekuatan militer di Jalur Gaza,” ujarnya.
Dia mengatakan di masa depan, Jaluar Gaza akan diperintah oleh masyarakat sipil. Namun dia bersikeras bahwa pasukan pasukan Israel akan memiliki “kebebasan beroperasi” dengan tujuan melindungi warga negara Israel.
Hamas, yang memerintah Jalur Gaza sejak 2007, terlibat perang dengan Israel. Perang meletus setelah pejuang Hamas menerobos perbatasan militer wilayah Palestina dengan Israel dan menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober 2024.
Serangan itu mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil. Sementara serangan balasan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 24.000 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada November lalu menyatakan otoritas Palestina tidak semestinya mengambil alih wilayah Jalur Gaza. Amerika Serikat sudah menegaskan Israel tidak dapat menduduki wilayah tersebut. Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Palestina dapat mengambil alih Jalur Gaza.
AL JAZEERA | NEW ARAB
Pilihan editor: Tim Pengacara dari Afrika Selatan Bersiap Gugat Amerika Serikat dan Inggris atas Kejahatan Perang