TEMPO.CO, Jakarta - Hamas mendesak Jerman untuk membatalkan keputusannya mengintervensi dalam kasus Afrika Selatan melawan Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) perihal tuduhan genosida di Gaza. Ketua Hamas Izzat al-Rashq menyampaikan pernyataan tersebut pada Ahad, 14 Januari 2024, dua hari setelah Pemerintah Jerman mengumumkan mereka akan melakukan intervensi secara hukum.
“Kami menyerukan Jerman untuk menghentikan segala bentuk dukungan terhadap kejahatan Zionis dan menolak serta mengkriminalisasi genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza,” kata al-Rashq dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Agency.
Al-Rashq mengutuk sikap Jerman terhadap genosida, pembersihan etnis, dan pemindahan paksa yang dilakukan oleh Israel. Dia menekankan bahwa upaya Jerman untuk membebaskan diri dari kejahatan historis Nazi tidak akan terwujud dengan mendukung kejahatan “Nazi baru” terhadap rakyat Palestina.
Sebelumnya pada Jumat, 12 Januari 2024, Jerman mengungkap rencana melakukan intervensi hukum dalam kasus genosida yang sedang berlangsung terhadap Israel di ICJ.
“Pemerintah federal bermaksud campur tangan sebagai pihak ketiga dalam sidang utama,” demikian pernyataan tersebut. Jika disetujui ICJ, maka Jerman akan mengintervensi dalam tahap persidangan berikutnya mengenai keabsahan tuduhan genosida di Gaza.
Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida melalui permohonan yang diajukan di ICJ pada 29 Desember 2023. Negara tersebut memohon ICJ untuk mengeluarkan perintah mendesak yang menyatakan Israel telah melanggar kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida 1948 melalui tindakan lembaga dan pejabat negaranya. Permohonan itu mencakup permintaan kepada ICJ untuk menyarankan penerapan tindakan sementara atau jangka pendek untuk melindungi hak-hak rakyat Palestina dari pelanggaran lebih lanjut berdasarkan Konvensi Genosida, dan memastikan kepatuhan Israel terhadap kewajibannya di dalam Konvensi.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang diklaim Tel Aviv menewaskan 1.200 orang di Israel. Hampir 29 ribu warga Gaza terbunuh, dan lebih dari 60 ribu lainnya luka-luka. Menurut PBB, 85 persen warga Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur.
ANADOLU AGENCY
Pilihan editor: Benjamin Netanyahu Pastikan Tak Ada yang Bisa Hentikan Israel dalam Perang Gaza
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini