TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu warga Yaman menggelar demo di beberapa kota pada Jumat, 12 Januari 2024, untuk mengutuk serangan AS dan Inggris terhadap negara mereka sebagai tanggapan atas serangan militan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah.
“Serangan kalian terhadap Yaman adalah terorisme,” kata Mohammed Ali Al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi, merujuk pada AS “Amerika Serikat adalah Iblis.”
AS dan Inggris melancarkan puluhan serangan udara terhadap sasaran, yang mereka klaim sebagai fasilitas militer Houthi Kamis malam, sehingga memperluas gelombang konflik regional yang dipicu oleh perang Israel di Gaza.
Pendukung gerakan Houthi berunjuk rasa mengecam serangan udara yang dilancarkan AS dan Inggris terhadap sasaran Houthi, di Sanaa, Yaman 12 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
Setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu serangan Israel di Gaza, kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran mulai menyerang jalur pelayaran dan menembakkan drone serta rudal ke arah Israel, dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan berhenti sampai serangan Israel berakhir.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar Yaman, mengatakan mereka akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel, yang jaraknya lebih dari 1.000 mil, dan memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak menggunakan pelabuhan Israel.
Kelompok Houthi adalah salah satu dari beberapa kelompok dalam “Poros Perlawanan” yang bersekutu dengan Iran dan telah membidik sasaran-sasaran Israel dan AS sejak sekutu mereka di Palestina, Hamas, menyerang Israel menyebabkan tewasnya 1.200 orang di Israel pada 7 Oktober. Kelompok-kelompok tersebut menuduh AS, sekutu terdekat Israel, ikut bertanggung jawab atas krisis ini dan cakupan respons besar-besaran Israel.
“Kami tidak menyerang pantai Amerika, kami juga tidak bergerak di kepulauan Amerika, kami juga tidak menyerang mereka. Serangan terhadap negara kami adalah terorisme,” kata Al-Houthi.
“Mereka adalah teroris dan mereka hebat dalam berbohong kepada masyarakat dunia, namun kesadaran masyarakat Yaman adalah kesadaran yang berbeda. Apakah Anda, warga Yaman, menganggap Amerika sedang membela diri atau justru teroris?”
Kelompok milisi Irak Harakat al-Nujaba, yang juga bersekutu dengan Iran, mengatakan bahwa kepentingan Amerika dan negara-negara yang bersekutu dengan AS tidak akan aman mulai sekarang. Di Sanaa, pengunjuk rasa menginjak bendera Israel dan Amerika.
Pasukan AS dan sekutu telah diserang setidaknya 130 kali di Irak dan Suriah Sejak 17 Oktober 2023, menurut Washington.
Amerika Serikat tidak berencana mengerahkan lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut, kata juru bicara Pentagon Patrick Ryder.
REUTERS
Pilihan Editor Indonesia Dukung Sepenuhnya Gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ