TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi masih tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Jalur Gaza selesai. Namun syaratnya, kesepakatan apa pun harus mengarah pada pembentukan negara Palestina, menurut duta besar Arab Saudi untuk Inggris pada Selasa, 9 Januari 2024.
Kesepakatan normalisasi sudah hampir tercapai. Arab Saudi menghentikan pembicaraan yang ditengahi AS setelah tanggal 7 Oktober, kata Pangeran Khalid bin Bandar kepada BBC dalam sebuah wawancara radio.
Arab Saudi masih yakin untuk membangun hubungan dengan Israel meskipun terdapat jumlah korban yang “menyedihkan” di Gaza, namun hal ini tidak akan “mengorbankan rakyat Palestina,” kata Pangeran Khalid bin Badar.
"Kesepakatan sudah dekat, tidak ada pertanyaan. Bagi kami, titik akhir pasti mencakup negara Palestina yang merdeka. Jadi meskipun kami masih percaya pada normalisasi, setelah 7 Oktober, hal ini tidak akan merugikan rakyat Palestina,” katanya.
Dia menambahkan bahwa tentu saja para pemimpin Arab Saudi masih berminat untuk mencapai kesepakatan. “Kami hampir mencapai normalisasi, oleh karena itu dekat dengan negara Palestina. Yang satu tidak akan terjadi tanpa yang lain. Urutannya, bagaimana pengelolaannya, itulah yang sedang dibahas,” katanya.
Baca juga:
Setelah bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman pada hari Senin di kota Al-Ula di Saudi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah mengangkat topik normalisasi.
“Saya dapat memberi tahu Anda hal ini, bahwa ada kepentingan yang jelas di sini untuk mewujudkan hal tersebut. Ada kepentingan yang jelas di kawasan ini untuk mewujudkan hal tersebut,” kata Blinken. Ia menambahkan, “Tetapi konflik di Gaza harus diakhiri, dan konflik di Gaza juga akan jelas-jelas harus diakhiri, mensyaratkan adanya jalan praktis menuju negara Palestina."
ANADOLU
Pilihan editor: Xi Jinping Curhat Lewat Surat ke Teman Lamanya di Amerika, Apa Isinya?