TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping mengatakan dunia membutuhkan stabilitas hubungan Amerika Serikat dan Cina. Hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah surat pada Rabu, 10 Januari 2024 kepada teman lamanya di Amerika, seorang penduduk asli Iowa yang pertama kali ia temui hampir empat dekade lalu, seperti dilaporkan media pemerintah Cina.
Dalam suratnya, seperti dikutip dari CGTN, Xi Jinping mengatakan bahwa sejak hubungan diplomatik AS-Cina pertama dijalin 45 tahun lalu, ikatan bilateral keduanya telah melewati ujian yang sangat berat, “dan tumbuh menjadi pohon yang menjulang tinggi, menghasilkan buah kerja sama dan memberikan manfaat bagi kedua negara dan seluruh dunia”.
Hubungan bilateral antara kedua negara tersebut telah melemah dalam beberapa tahun terakhir, akibat perang dagang dan sejumlah masalah lainnya, termasuk asal usul COVID-19. Meski Xi telah berbicara empat mata dengan Presiden AS Joe Biden di San Fransisco pada November lalu, hubungan kedua belah pihak masih dibayangi isu Taiwan, yang diklaim Cina sebagai wilayahnya.
“Cina dan Amerika Serikat adalah negara berkembang dan maju terbesar di dunia, dan masa depan serta nasib planet ini mengharuskan hubungan Cina-AS menjadi lebih stabil, menjadi lebih baik,” kata Xi Jinping kepada Sarah Lande, yang pertama kali ia temui di Mei 1985.
Dia dan Lande berkenalan ketika Xi Jinping, yang saat itu berusia 31 tahun, memimpin delegasi dari provinsi Hebei di Cina utara ke “negara bagian” Iowa untuk mempelajari tentang produksi pangan AS. Lande, seorang warga Muscatine yang bekerja di organisasi “negara saudara” Iowa, membantu mengoordinasikan kunjungan Xi saat itu.
Pada 2012, mereka kembali bertemu di kampung halaman Lande di Muscatine, dan sekali lagi di San Francisco pada November 2023, ketika Lande menghadiri makan malam yang diselenggarakan untuk Xi.
Dalam surat sebelumnya kepada Lande pada 2022, Xi mengatakan kepadanya dan “teman-teman lamanya” di Iowa untuk “terus menabur benih persahabatan dan memberikan kontribusi baru pada persahabatan antara masyarakat Cina dan Amerika”.
“Rakyat Cina dan Amerika sama-sama merupakan orang-orang hebat, dan persahabatan kita tidak hanya merupakan aset berharga tetapi juga landasan penting bagi pengembangan hubungan bilateral,” tulis Xi Jinping dalam suratnya kepada Lande pada 2022, dikutip dari Xinhua.
Kini seiring dengan hubungan bilateral yang memburuk dalam beberapa tahun terakhir, citra Cina di mata Amerika Serikat juga ikut memburuk.
Pada awal 2020, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan di Twitter (sekarang X) bahwa virus corona mungkin muncul dari Amerika Serikat, dan mungkin mencapai Wuhan, tempat virus tersebut pertama kali terdeteksi, melalui Pertandingan Militer Dunia yang diadakan di sana.
Tahun lalu, dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Pew Research Center, 83 persen responden di Amerika Serikat berpendapat tidak baik terhadap Cina. Ketika diminta menyebutkan negara yang menjadi ancaman terbesar bagi Amerika Serikat, warga Amerika melalui jajak pendapat tersebut memandang Cina sebagai ancaman ekonomi dan keamanan nasional.
Washington telah mengenakan tarif tambahan terhadap barang-barang Cina dan memberlakukan pembatasan ekspor teknologi tertentu, seperti chip canggih, ke Cina.
REUTERS
Pilihan editor: 10 Bandara Terbesar di Dunia, Ada yang Luasnya Hampir Setengah Jakarta