TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi pemantau hak asasi manusia Euro-Med mengungkap sekitar 4 persen dari total populasi Jalur Gaza kini tewas, hilang, atau terluka, memasuki bulan keempat pembombardiran Israel di wilayah kantong tersebut. Jumlah itu sama dengan lebih dari 90 ribu orang dan mencakup warga Gaza yang menderita disabilitas jangka panjang, kata Euro-Med dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat, 5 Januari 2024.
Euro-Med juga menyoroti bahwa serangan udara, darat, dan laut yang terus-menerus dilakukan Israel telah menghancurkan sekitar 70 persen fasilitas dan infrastruktur sipil Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. “Israel mendorong ratusan ribu warga sipil untuk melakukan pengungsian paksa secara massal,” kata pernyataan tersebut.
Sekitar 30.676 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel pada Kamis malam, menurut perkiraan Euro-Med, termasuk 28.201 warga sipil. Korban tewas tersebut meliputi 12.040 anak-anak, 6.103 perempuan, 241 petugas kesehatan, dan 105 jurnalis. Sebanyak 58.960 orang lainnya terluka, ratusan di antaranya saat ini berada dalam kondisi serius.
Euro-Med Monitor menyatakan bahwa, selain angka korban yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah yang mereka peroleh juga termasuk orang-orang yang hilang di bawah reruntuhan bangunan yang terkena serangan udara dan artileri Israel selama lebih dari 14 hari. Ratusan jenazah yang tidak dapat diangkut masih berada di jalanan, kata mereka, khususnya di daerah tempat tentara Israel melakukan serangan darat.
Lebih lanjut, Euro-Med melaporkan bahwa sekitar 1,9 juta warga Palestina telah mengungsi dari rumah mereka sementara 67.946 unit rumah hancur total dan 179.750 unit rumah rusak sebagian. Menurut tim pemantau tersebut, fasilitas yang menjadi sasaran Israel selama serangan yang sedang berlangsung mencakup 318 sekolah; 1.612 fasilitas industri; 169 fasilitas kesehatan, termasuk 23 rumah sakit, 57 klinik, dan 89 ambulans; 201 masjid; tiga gereja; dan 169 kantor pers.
Israel telah bersumpah menghancurkan Hamas sejak kelompok militan Palestina tersebut melakukan penyerbuan yang menewaskan hampir 1.200 warga Israel dan menyandera sekitar 240 lainnya pada 7 Oktober 2023. Dalam laporannya, Euro-Med mengatakan Israel menerapkan hukuman kolektif terhadap seluruh penduduk Gaza, menyebut serangkaian serangan Israel di sana sebagai genosida.
Organisasi tersebut mencatat bahwa Israel terus meningkatkan serangan militernya hingga mencakup seluruh Gaza, sehingga membuat sebagian besar penduduknya mengungsi. “Hal ini kemungkinan besar merupakan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida,” kata kelompok hak asasi manusia tersebut.
Euro-Med juga menuding Israel menggunakan kelaparan warga sipil sebagai senjata perang dengan melarang pasokan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza. Tuduhan yang sama juga telah dilayangkan terhadap Israel oleh organisasi-organisasi lain seperti Human Rights Watch (HRW) dan Oxfam.
Menurut organisasi yang bermarkas di Jenewa itu, hukuman kolektif yang diterapkan Israel bertentangan dengan hukum humaniter internasional, Konvensi Jenewa 1949, dan merupakan kejahatan perang menurut Statuta Roma.
“Euro-Med Human Rights Monitor sekali lagi meminta pelapor khusus di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Jaksa ICC untuk menyelidiki pelanggaran yang telah banyak didokumentasikan sejak Israel memulai perang genosida di Gaza,” kata pernyataan tersebut.
Organisasi itu pun menyerukan akhir dari impunitas Israel, menuntut agar pelaku pelanggaran HAM dimintai pertanggungjawaban, dan meminta kepastian bahwa seluruh korban mendapat kompensasi.
EUROMED MONITOR.ORG
Pilihan editor: Hamas: Blinken Perlu Belajar dari Dampak Dukungan AS pada Israel 3 Bulan Ini