TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Israel membabi buta terus berlanjut di Gaza tanpa henti, sementara jumlah korban tewas di daerah kantong tersebut meningkat di atas angka 22.000 jiwa.
Jumlah total warga Palestina yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober mencapai sedikitnya 22.185 orang, sementara sedikitnya 57.000 orang terluka, demikian ungkap Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Selasa, 2 Januari 2024 waktu setempat.
Sementara itu, serangan menggila negeri Yahudi dengan mesin perang udara dan daratnya terus berlanjut. Termasuk di Gaza Selatan, di mana ratusan ribu orang mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman. Dan sebuah serangan terhadap kantor Hamas di Lebanon menewaskan seorang pemimpin senior kelompok yang memerintah Jalur Gaza itu.
Sekitar dua pertiga dari mereka yang terbunuh dalam pemboman Israel di Gaza adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan. Israel melancarkan serangannya setelah serangan Hamas ke Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.140 orang dan menyandera sekitar 240 orang.
Secara keseluruhan, 207 warga Palestina telah terbunuh dalam 15 serangan Israel selama 24 jam terakhir, kata kementerian kesehatan. Kementerian tersebut juga melaporkan bahwa 338 orang terluka.
Hani Mahmoud dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Khan Younis di selatan, mengatakan bahwa terjadi "pengeboman yang intens" di wilayah tengah dan selatan tadi malam dan pada dini hari Selasa pagi.
"Ada laporan tentang ledakan besar di dua daerah ini, di Khan Younis dan kamp-kamp pengungsi di bagian tengah," katanya. Intensitas pengeboman dan fakta bahwa banyak jalan dan infrastruktur yang hancur membuat ambulans tidak dapat mencapai lokasi-lokasi yang menjadi sasaran dan membawa orang-orang ke rumah sakit.
Markas besar Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di Khan Younis juga diserang pada hari Selasa, kata kelompok itu, yang mengakibatkan kematian setidaknya lima orang.
Sebelumnya...
Serangan Israel di Gaza tengah menewaskan sedikitnya 35 orang pada hari Minggu, kata para pejabat rumah sakit, ketika pertempuran berkecamuk di daerah kantong kecil itu sehari setelah perdana menteri Israel mengatakan perang akan berlanjut selama "berbulan-bulan", dan menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata.
Militer mengatakan pasukan Israel beroperasi di kota terbesar kedua di Gaza, Khan Younis, dan penduduk melaporkan adanya serangan di wilayah tengah, yang merupakan fokus terbaru dari perang udara dan darat selama hampir tiga bulan yang telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik regional.
Militer AS mengatakan bahwa pasukannya menembak dan menewaskan beberapa pemberontak Houthi yang didukung Iran ketika mereka mencoba menyerang sebuah kapal kargo di Laut Merah, sebuah eskalasi dalam konflik maritim yang terkait dengan perang. Dan seorang menteri Kabinet Israel menyarankan untuk mendorong penduduk Gaza beremigrasi, sebuah pernyataan yang dapat memperburuk ketegangan dengan Mesir dan negara-negara Arab lainnya.
Netanyahu juga mengatakan bahwa ia tidak akan mengizinkan Otoritas Palestina yang didukung internasional, yang mengelola beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel, untuk memperluas kekuasaannya yang terbatas ke Gaza, di mana Hamas mengusir pasukannya pada tahun 2007.
AS menginginkan pemerintahan Palestina yang bersatu untuk menjalankan Gaza dan beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel sebagai pendahulu bagi terciptanya sebuah negara. Perundingan perdamaian Israel-Palestina terakhir gagal lebih dari satu dekade yang lalu, dan sejak itu pemerintah Israel mentah-mentah menentang kenegaraan Palestina.
Pilihan editor: Amerika Serikat Menilai Tuduhan Israel Lakukan Genosida di Gaza Tidak Berdasar