TEMPO.CO, Jakarta - Pilot pesawat Japan Airlines yang dilalap api tepat setelah 379 penumpang dan awaknya melarikan diri, awalnya tidak menyadari bahwa pesawat tersebut terbakar, menurut rincian baru yang dilaporkan pada Kamis 4 Januari 2024.
Pesawat jenis Airbus A350 itu bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang setelah mendarat di Bandara Haneda Tokyo pada Selasa malam. Semua kecuali satu dari enam orang di pesawat penjaga pantai tewas.
Api berkobar dari pesawat dan mulai menyebar dari bawah pesawat, menurut rekaman yang diambil oleh penumpang.
Namun menurut stasiun televisi nasional NHK, pilot Japan Airlines yang berada di kokpit tidak mengetahui kebakaran tersebut sebelum diberitahu oleh awak kabin.
Dari sembilan pramugari yang berada di pesawat, kepala pesawat melaporkan ke kokpit bahwa pesawat terbakar karena awak kabin memerlukan izin untuk membuka pintu darurat, NHK melaporkan.
Pada saat ini, kabin dipenuhi asap dan semakin panas, dengan bayi-bayi menangis dan orang-orang memohon agar pintu dibuka, menurut rekaman video.
Dalam salah satu klip video, terdengar suara anak muda berteriak: "Tolong biarkan kami keluar. Tolong. Tolong buka. Buka saja. Ya Tuhan."
Setidaknya satu anjing peliharaan dan satu kucing harus ditinggalkan di pesawat dan tewas, kata maskapai tersebut.
KEBINGUNGAN DI RUNWAY
Penyelidik dari Jepang, Perancis, Inggris dan Kanada sedang menyelidiki kecelakaan pada Kamis, dan sisa-sisa kedua pesawat yang hangus masih berserakan di salah satu dari empat landasan pacu Haneda.
Perekam penerbangan dan perekam suara pesawat Penjaga Pantai sudah ditemukan, namun perekam suara jet penumpang masih dicari.
Kementerian Perhubungan pada Rabu merilis transkrip komunikasi pengendali penerbangan, yang menunjukkan bahwa mereka menyetujui pendaratan penerbangan JAL, kata laporan media.
Namun pesawat Penjaga Pantai dilaporkan diinstruksikan untuk menuju ke suatu tempat di dekat landasan pacu.
Sebelumnya pada Rabu, NHK melaporkan bahwa pilotnya, Genki Miyamoto, 39 tahun, mengatakan segera setelah kecelakaan bahwa dia mendapat izin untuk lepas landas.
Jepang belum pernah mengalami kecelakaan udara komersial yang serius selama beberapa dekade.
Pada 1985, sebuah jet jumbo JAL yang terbang dari Tokyo ke Osaka jatuh, menewaskan 520 penumpang dan awak, dalam salah satu kecelakaan paling mematikan di dunia yang melibatkan satu penerbangan.
Pilihan Editor: Jepang Rilis Transkrip Tabrakan Pesawat Fatal
CHANNEL NEWSASIA