TEMPO.CO, Jakarta - Para pelajar Indonesia telah kembali ke kediaman masing-masing dari tempat penampungan atau shelter usai gempa magnitudo 7,6 yang melanda Jepang pada Senin, 1 Januari 2024, menurut Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang, Fadlyansyah Farid.
“Alhamdulillah saat ini teman-teman sudah kembali ke rumah masing-masing,” ujar Farid melalui pesan singkat kepada Tempo pada Rabu pagi, 3 Januari 2024. “Pagi ini sudah bisa kembali karena transportasi umum yang kembali beroperasi.”
Tercatat bahwa ada total 133 mahasiswa menetap di prefektur Ishikawa yang mendapatkan peringatan tsunami, menurut penghitungan PPI. Farid mengatakan sudah tidak ada lagi anggota PPI yang berada di penampungan, dan mereka berada dalam keadaan selamat.
Tempat-tempat penampungan untuk evakuasi berada di Kota Niigata, Toyama dan Kanazawa, kata Farid. Kementerian Luar Negeri mengatakan korban luka tersebar di prefektur Ishikawa, Niigata, Fukui, Toyama, and Gifu. Sekitar 30 bangunan di Ishikawa dilaporkan roboh.
“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan simpul simpul masyarakat Indonesia,” kata juru bicara Kemlu Lalu Muhammad Iqbal lewat pesan singkat pada Rabu. “Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban meninggal.”
Kendati demikian, masih ada sekitar 105 WNI yang berada di tempat-tempat penampungan, menurut hasil komunikasi Kemlu dengan simpul-simpul WNI di sekitar lokasi gempa Jepang. Mereka tersebar di tiga lokasi yaitu di Ogi, Suzu dan Sakai. “KBRI Tokyo sudah mulai mendistribusikan bantuan logistik bagi WNI terdampak gempa yang meminta bantuan,” kata Iqbal.
Otoritas setempat pun telah mencabut peringatan tsunami, namun tetap memperingatkan kemungkinan gempa susulan selama sepekan ke depan.
NABIILA AZZAHRA A.
Pilihan Editor: Profil Saleh al-Arouri yang Tewas Dibunuh Israel: Belasan Tahun Dipenjara, Pendiri Brigade Al-Qassam