Emisi Lebih Tinggi
CREA mengatakan pada Jumat bahwa 80 persen ibu kota provinsi, termasuk Beijing, mencatat peningkatan tingkat PM2,5 pada 2023 dibandingkan tahun lalu.
“Produksi batu bara dan produksi tenaga panas di wilayah yang tidak memenuhi standar PM2.5 masing-masing meningkat sebesar 4,4 persen dan 4,3 persen setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan penggunaan energi fosil yang lebih besar,” kata organisasi penelitian independen yang berbasis di Finlandia.
CREA mendasarkan temuannya pada data pemerintah Cina, serta algoritma pembelajaran mesin yang membedakan antara dampak cuaca dan emisi manusia.
Gelombang polusi parah melanda Cina utara pada akhir Oktober dan November, dan pihak berwenang memperingatkan penduduknya untuk menghindari aktivitas di luar ruangan.
Konsentrasi partikel PM 2.5 yang berbahaya di Beijing 20 kali lebih tinggi dibandingkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada periode tersebut, menurut perusahaan pemantau kualitas udara IQAir.
Cina adalah penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia yang mendorong perubahan iklim, seperti karbon dioksida.
Lonjakan persetujuan baru-baru ini untuk pembangkit listrik tenaga batu bara telah menambah kekhawatiran bahwa Cina akan mundur dari tujuannya untuk mencapai puncak emisi antara 2026 dan 2030 dan menjadi netral karbon pada tahun 2060.
Pilihan Editor: Asia dan Afrika Tanggung Risiko Kesehatan Terbesar Akibat Polusi Udara
FRANCE24