Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jepang Protes Putusan MA Korea Selatan atas Kompensasi Pekerja Paksa

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menghadiri konferensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri Fumio Kishida di Tokyo, Jepang 14 Desember 2023. REUTERS/Issei Kato
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menghadiri konferensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri Fumio Kishida di Tokyo, Jepang 14 Desember 2023. REUTERS/Issei Kato
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMahkamah Agung Korea Selatan pada Kamis, 21 Desember 2023, menguatkan keputusan yang memerintahkan dua perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi kepada warga Korea Selatan yang dipaksa bekerja di bawah pendudukan Jepang pada tahun 1910-1945, sebuah keputusan yang segera memicu protes dari Tokyo.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan keputusan Mahkamah Agung yang menegakkan perintah Mitsubishi Heavy Industries dan Nippon Steel Corp untuk memberikan kompensasi kepada para korban dan keluarga mereka melanggar perjanjian tahun 1965.

“Ini jelas merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Klaim Jepang-Korea Selatan, dan sangat disesalkan dan benar-benar tidak dapat diterima,” kata Hayashi kepada wartawan dalam konferensi pers reguler.

Baik Nippon Steel maupun Mitsubishi Heavy Industries menyebut keputusan pengadilan Korea Selatan "disesalkan" dan mengatakan bahwa masalah buruh Korea Selatan telah diselesaikan melalui perjanjian tahun 1965 antara kedua negara.

Perselisihan mengenai kerja paksa dan pelecehan seksual pada masa perang telah memperburuk hubungan antara Jepang dan Korea Selatan selama beberapa dekade.

Dalam upaya untuk memperbaiki hubungan dengan Tokyo, Presiden konservatif Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan pada Maret bahwa mantan pekerja paksa akan diberi kompensasi melalui yayasan publik yang didanai oleh perusahaan sektor swasta Korea Selatan.

Penggugat dalam kasus-kasus ini akan diberi kompensasi melalui yayasan tersebut, dengan kontribusi lebih lanjut dari perusahaan swasta dipertimbangkan untuk mengumpulkan uang untuk klaim di masa depan, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Seoul Lim Soo-suk dalam sebuah pengarahan pada Kamis.

Berdasarkan rencana tersebut, penggugat harus setuju untuk menerima kompensasi dana tersebut, dan beberapa pihak telah menolak kesepakatan tersebut.

Rencana Yoon untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut dipuji oleh Presiden AS Joe Biden sebagai "terobosan baru" namun mendapat reaksi keras dari beberapa korban dan partai oposisi utama Korea Selatan, dan kasus-kasus tersebut terus berlanjut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam dua kasus terpisah yang terjadi pada 2013 dan 2014, Mitsubishi Heavy Industries dan Nippon Steel diperintahkan untuk membayar 1,17 miliar won (sekitar Rp 13 miliar) kepada 11 korban atau kerabat mereka.

“Ini adalah kasus penting yang menunjukkan kompromi diplomatik antara Korea Selatan dan Jepang tidak akan menyelesaikan masalah kerja paksa,” kata Kim Yeong-hwan dari Pusat Kebenaran dan Keadilan Sejarah, sebuah kelompok masyarakat yang membantu para korban kerja paksa.

Keputusan tersebut juga menegaskan kembali keputusan tahun 2018 yang mengakui hak reparasi mantan pekerja tidak dihentikan oleh perjanjian tahun 1965 dan menolak posisi Tokyo, kata Kim.

Beberapa korban berusia antara 13 dan 14 tahun ketika mereka dipaksa bekerja di pabrik pesawat terbang selama delapan hingga sepuluh jam sehari tanpa bayaran pada tahun 1944, kata kelompok tersebut.

Semua penggugat yang terlibat dalam litigasi telah meninggal kecuali satu anggota keluarga, menurut kelompok tersebut.

Putusan pengadilan tersebut dikeluarkan ketika diplomat senior Korea Selatan dan Jepang dijadwalkan mengadakan pembicaraan ekonomi tingkat tinggi di Seoul pada Kamis untuk pertama kalinya dalam delapan tahun dalam upaya lebih lanjut untuk meningkatkan hubungan karena kedua negara semakin dekat karena kekhawatiran geopolitik yang sama.

REUTERS

Pilihan Editor: 110 Tahun Teka Teki Silang, Ini Kilas Balik Penemuan dan Penerbitan Perdananya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

6 menit lalu

Istana Gyeongbokgung di Korea Selatan. Unsplash.com/chanhee lee
3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023


Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

1 jam lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.


Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

12 jam lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman


Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU) yang berada di Kota Koga, Prefektur Ibaraki, Jepang, pada Jumat 3 Mei 2024. Kedubes RI di Jepang
Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

1 hari lalu

Kansai International Airport merupakan bandara pertama di Jepang yang dibangun di tengah laut di atas pulau buatan. Bandara Kansai sengaja dibangun jauh dari pemukiman untuk menghindari dampak kerusakan lingkungan yang akan timbul akibat aktivitas bandara, seperti polusi udara. jnto.org.au
Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

1 hari lalu

Bandara Internasional Kansai, masuk diurutan ketujuh bandara terbaik di Asia. businessinsider.com
Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.


Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

1 hari lalu

Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis Korea Selatan Sim Yu Jin dalam semifinal Piala Uber 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Sabtu, 4 Mei 2024. Gregoria menang 21-15, 21-13 dan tim Indonesia unggul sementara 1-0 atas Korea Selatan. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024


Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

1 hari lalu

Orang-orang berduka di acara peringatan kelompok untuk para korban tragedi Itaewon di Seoul City Hall Plaza, 31 Oktober 2022. REUTERS/Heo Ran
Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut