TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joe Biden memperingatkan pihaknya hanya tersisa satu kali pengiriman paket bantuan militer ke Kyev, di mana besarnya paket bantuan itu akan diumumkan pada akhir bulan ini.
“Ketika ini sudah selesai (paket bantuan dikirim), kami tak akan punya lagi wewenang untuk melakukan pengisian ulang,” kata Juru bicara Dewan Keamanan Gedung Putih John Kirby, senin, 18 Desember 2023 waktu setempat.
Biden mengakui Ukraina masih membutuhkan bantuan Amerika Serikat dan sekarang ini waktunya bagi Kongres Amerika Serikat bertindak atas nama kebebasan dan demokrasi serta kemanan kepentingan nasional Amerika Serikat. Sedangkan Kirby mengatakan pihaknya terus mendorong agar kongres Amerika Serikat menyetujui permintaan pendanaan terbaru yang disorongkan Presiden Biden untuk mendanai Ukraina. Presiden Biden berkeras kalau anggota parlemen Amerika Serikat bakal meloloskan pendanaan tambahan untuk Kyev sebesar USD60 miliar (Rp930 triliun) sebagai bagian dari RUU anggaran pengeluaran darurat yang termasuk bantuan untuk Israel, di mana kedua negara itu secara luar mendapat dukungan dari Negeri Abang Sam.
Sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik menolak proposal gabungan tersebut karena sebelumnya sudah menyetujui sekitar USD113 miliar (Rp1.751 triliun) bantuan untuk Ukraina. mereka khawatir Biden hanya memperpanjang konflik dengan Rusia dan kurangnya strategi kemenangan yang jelas.
Sejumlah anggota kongres Amerika Serikat dilaporkan baru-baru ini menggelar perundingan untuk sebuah kompromi yang akan memberikan Ukraina pendanaan jika Biden mau setuju memberlakukan kebijakan-kebijakan di perbatasan Mesiko - Amerika Serikat. Pada Senin, 18 Desember 2023, Kirby masih belum mau berkomentar lebih lanjut perihal ini, termasuk paket bantuan akhir untuk Ukraina yang direncana akan dikucurkan pada bulan ini.
Kekhawatiran akan kelanjutan dukungan Amerika terhadap Ukraina semakin meningkat setelah berbulan-bulan terjadi pertikaian di Kongres mengenai pengeluaran pemerintah, termasuk bantuan militer untuk Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa, 19 Desember 2023 meyakinkan Rusia siap berbicara dengan Ukraina, Amerika Serikat dan Eropa mengenai masa depan Ukraina jika mereka menginginkannya, namun Moskow akan membela kepentingan nasionalnya.
Setelah mengirim pasukan untuk menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Putin telah berulang kali mengatakan dia siap membicarakan perdamaian. Namun menurut para pejabat Barat, presiden yang telah menjabat sejak 2012 itu, menunggu pemilu presiden Amerika Serikat pada November 2024 sebelum melakukan upaya sungguh-sungguh
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Jurnalis yang Tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 Bertambah
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini