TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel pada Jumat mengakui bahwa tentara mereka membunuh tiga sandera yang ditahan Hamas di Gaza. Juru bicara militer Israel mengatakan bahwa insiden yang diklaim dilakukan tanpa sengaja itu saat ini "sedang ditinjau".
Menurut seorang juru bicara militer Israel, sandera tersebut terbunuh saat terjadi baku tembak dengan pejuang Palestina Hamas di Gaza.
Selain menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban, mereka berjanji akan melakukan investasi secara transparan atas peristiwa tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel berdalih bahwa saat terjadi pertempuran di Gaza, mereka melihat "tiga sandera Israel tersebut seperti ancaman dan akibatnya tentara menembaki mereka hingga tewas."
Pihak militer Israel mengidentifikasi dua sandera yang tewas tersebut sebagai Yotam Haim yang diculik dari Kibbutz Kfar, serta Samer Talalka, yang diculik dari Kibbutz Nir Am. Kedua orang tersebut diculik Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sementara sandera ketiga adalah Alon Lulu Shamriz.
"Bersama seluruh rakyat Israel, saya menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas kematian tiga anak-anak kami yang diculik," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Forum Keluarga Orang Hilang dan Sandera, yang mewakili keluarga para sandera menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam.
"Yotam adalah musisi berbakat dan penggemar musik metal yang mengidolakan band Megadeth, dan Samer adalah penggemar olahraga sepeda yang suka kelililng dan suka berkumpul dengan teman-temannya," demikian disampaikan oleh forum tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, Israel terlibat pertempuran sengit dengan pejuang Hamas yang sering menggunakan pakaian sipil dan para Rabu (13/12) lalu mengumumkan kekalahan terburuk karena kehilangan sebanyak 10 tentara dalam waktu 24 jam.
Hamas menyerbu kota-kota Israel dan membunuh 1.200 orang serta menyandera 240 orang pada 7 Oktober lalu dan Israel kemudian melakukan serangan balasan secara membabi buta dan tidak pandang bulu, menyebabkan hampir 19.000 tewas di Gaza.
Jumlah yang tewas diperkirakan lebih besar karena masih ada yang tertimbun di reruntuhan bangunan.
Selama masa gencatan senjata selama seminggu pada akhir November lalu, Hamas membebaskan lebih dari 100 orang wanita, anak-anak dan orang asing di Gaza untuk ditukar dengan 240 wanita remaja Palestina yang selama ini berada di penjara Israel.
Mereka ditahan dengan tuduhan percobaan penikaman, melempar batu ke arah tentara Israel atau berhubungan dengan organisasi musuh.
Pilihan Editor: Sandera Israel yang Dibebaskan: Hidup Jadi Tawanan Gaza seperti 'Rolet Rusia'
REUTERS