TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pejabat FBI dijatuhi hukuman lebih dari empat tahun penjara karena bekerja untuk Oleg Deripaska, seorang oligarki Rusia di bawah sanksi AS yang oleh jaksa penuntut disebut sebagai “antek” Presiden Vladimir Putin.
Charles McGonigal, yang memimpin divisi kontra intelijen di kantor lapangan FBI di New York dari tahun 2016 hingga pensiun pada 2018, pada Agustus 2023 mengaku bekerja untuk Deripaska, yang sedang mencari informasi negatif tentang saingannya oligarki Rusia Vladimir Potanin, antara musim semi dan musim gugur 2021.
Hakim Distrik AS Jennifer Rearden menjatuhkan hukuman 50 bulan pada sidang di pengadilan federal di Manhattan, Kamis, 14 Desember 2023, setelah McGonigal mengaku bersalah.
Jaksa federal di Manhattan telah menyarankan Rearden menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada McGonigal, jumlah maksimum yang diperbolehkan untuk satu tuduhan konspirasi yang melanggar sanksi yang dia akui.
“McGonigal menyalahgunakan keterampilan dan pengaruh yang dipercayakan negara kepadanya dengan diam-diam bekerja untuk ancaman yang sebelumnya dia lindungi,” tulis jaksa dalam pengajuan pengadilan pada 7 Desember 2023. "Tidak ada yang tahu lebih baik beratnya kejahatan McGonigal selain McGonigal sendiri."
Pengacara McGonigal mengatakan dia seharusnya dibebaskan dari hukuman penjara, dengan alasan dia telah menerima tanggung jawab dan telah kehilangan pekerjaannya. Mereka juga mengatakan, pekerjaan untuk Deripaska "sejalan" dengan kebijakan luar negeri AS karena berpotensi memberikan sanksi kepada Potanin.
Deripaska, pendiri perusahaan aluminium Rusia Rusal, termasuk di antara dua lusin pengusaha dan pejabat pemerintah Rusia yang dikenakan sanksi oleh Washington pada tahun 2018 sebagai reaksi atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS tahun 2016.
Pengacara Deripaska, yang secara terpisah didakwa menghindari sanksi AS, menolak berkomentar.
Departemen Keuangan memberikan sanksi kepada Potanin, pemegang saham terbesar produsen logam Nornickel, pada bulan Desember 2022 sebagai bagian dari upaya untuk menekan Moskow atas perangnya di Ukraina.
McGonigal mengaku bersalah atas tuduhan federal di Washington karena menyembunyikan pembayaran tunai sebesar $225.000 atau hampir Rp3,5 miliar dari mantan perwira intelijen Albania. Dia dijadwalkan akan dijatuhi hukuman atas tuduhan tersebut pada 16 Februari 2024.
REUTERS
Pilihan Editor Warga Gaza Menyaksikan Kehancuran: 'Ke Mana Kami Pergi Sekarang?'