TEMPO.CO, Jakarta - Israel melancarkan kampanyenya sebagai pembalasan atas amukan Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, yang pejuangnya membunuh 1.200 warga Israel dan menyandera 240 orang dalam serangan lintas batas pada 7 Oktober. Sejak itu, pasukan Israel telah mengepung jalur pantai tersebut dan Menurut pejabat kesehatan Palestina, hampir 19.000 orang dipastikan tewas dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Hampir seluruh dari 2,3 juta warga Gaza telah terpaksa meninggalkan rumah mereka, berkali-kali. Persediaan makanan dan obat-obatan semakin menipis dan badan-badan bantuan internasional mengatakan mereka takut akan kematian massal akibat kelaparan dan penyakit.
Terlepas dari janjinya untuk mengurangi dampak buruk terhadap warga sipil, Israel telah memperluas serangan daratnya dari utara ke selatan pada bulan ini, sehingga tidak ada satu pun wilayah kantong yang luput dari dampaknya. Mereka mengatakan bahwa pihaknya memberikan peringatan sedapat mungkin sebelum menyerang suatu daerah.
Di kota utama di selatan, Khan Younis, tempat pasukan Israel mencapai pusat serangan minggu ini, seluruh blok kota telah dibom semalaman hingga menjadi debu. Meskipun sebagian besar orang telah melarikan diri setelah peringatan Israel, para tetangga yang menggali dengan sekop yakin ada empat orang di dalam. Satu jenazah telah ditemukan.
"Ini benar-benar kehancuran. Semoga Tuhan membalas dendam pada mereka," Nesmah al-Byouk, saat kembali ke reruntuhan rumahnya yang ia tinggalkan tiga hari lalu, mengatakan kepada Reuters. “Kami datang dan melihat semuanya hancur, rumah, pabrik, tetangga dan rumah kami semuanya hilang. Ke mana kami bisa pergi sekarang?”
Di wilayah utara, termasuk reruntuhan Kota Gaza, pertempuran semakin meningkat sejak Israel mengumumkan bahwa sebagian besar pasukannya telah menyelesaikan tujuan militer mereka bulan lalu. Sepuluh tentara Israel tewas pada Selasa termasuk perwira berpangkat kolonel, sebagian besar tewas dalam penyergapan di kawasan pasar distrik Shejaiya Kota Gaza, kerugian terburuk sejak Oktober.
Um Mohammad, 53, ibu dari tujuh anak yang masih tinggal di Kota Gaza sekitar 1,5 km dari Shejaiya, mengatakan suara pengeboman yang intensif semalam mengindikasikan Israel sedang melakukan balas dendam.
“Perlawanan sangat merugikan mereka di sana dan mereka berusaha membalas dendam dengan mengebom warga sipil dan menghancurkan rumah-rumah,” katanya.