TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Israel pada Selasa mengakui pihaknya memang memiliki bom fosfor putih, tetapi tidak ditujukan untuk menyerang.
"Kami memiliki bom yang mengandung fosfor putih, yang ditujukan sebagai kamuflase, bukan untuk tujuan menyerang atau memulai pertempuran," kata Radio Angkatan Darat Israel pada Selasa.
Pernyataan Israel itu muncul setelah Gedung Putih menyatakan keprihatinannya atas laporan yang menyatakan Israel menggunakan bom fosfor putih pasokan AS dalam serangan di Lebanon selatan.
"Seperti banyak tentara Barat, tentara Israel juga memiliki cangkang asap yang mengandung fosfor putih, yang adalah legal menurut hukum internasional," kata Radio Angkatan Darat Israel.
Dia menambahkan bahwa bom tersebut "secara hukum tak didefinisikan sebagai senjata pembakar."
The Washington Post melaporkan serangan Israel pada 16 Oktober di Dheira di dekat perbatasan Lebanon-Israel, di mana Israel disebut-sebut menggunakan amunisi fosfor putih yang dipasok AS sehingga setidaknya sembilan warga sipil terluka.
Kelompok hak asasi manusia Amnesti Internasional menyerukan penyelidikan atas serangan itu dan menyebutnya sebagai potensi kejahatan perang.
Di antara sembilan orang yang terluka, setidaknya tiga orang dirawat di rumah sakit, satu diantaranya dirawat selama berhari-hari.
Anadolu juga telah mengambil beberapa foto yang menunjukkan penggunaan bom fosfor putih terhadap warga sipil Gaza, sementara beberapa pengacara mengatakan bahwa foto itu bisa digunakan sebagai bukti untuk menggugat Israel.
Sejak 7 Oktober, ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel setelah pasukan Israel dan Hizbullah baku tembak mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.
Ketegangan perbatasan terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas.
Pilihan Editor: Amnesty International: Israel Gunakan Bom Fosfor Putih di Gaza dan Lebanon
ANADOLU