TEMPO.CO, Jakarta - Perang Israel Hamas meningkat di seluruh Gaza pada Senin, 11 Desember 2023, memicu ketakutan yang disuarakan oleh PBB pada akhir pekan lalu mengenai terganggunya ketertiban umum dan eksodus massal warga Palestina ke Mesir.
Jalur pantai sempit tersebut telah berada di bawah blokade penuh Israel sejak dimulainya konflik lebih dari dua bulan lalu dan perbatasan dengan Mesir adalah satu-satunya jalan keluar.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah terusir dari rumah mereka dan penduduk mengatakan tidak mungkin mendapatkan perlindungan di daerah kantong padat penduduk tersebut, dengan sekitar 18.000 orang telah terbunuh dan konflik semakin meningkat.
Sejak gagalnya gencatan senjata selama seminggu, Israel melancarkan serangan darat di wilayah selatan pada minggu lalu dan sejak itu terus bergerak dari timur hingga ke jantung kota besar Khan Younis, dengan pesawat-pesawat tempur menyerang wilayah di sebelah barat.
Pada Senin, para militan dan beberapa warga mengatakan para pejuang mencegah tank-tank Israel bergerak lebih jauh ke barat melalui kota tersebut dan terjadi juga bentrokan sengit di beberapa bagian Gaza utara, di mana Israel mengatakan sebagian besar tugasnya telah selesai.
Warga Israel melarikan diri ke tempat penampungan setelah peringatan baru akan adanya tembakan roket dari Gaza, termasuk di Tel Aviv. Sayap bersenjata Hamas mengatakan pihaknya membombardir kota tersebut sebagai tanggapan atas “pembantaian Zionis terhadap warga sipil”.
Di Jabalia di Gaza utara, warga Palestina berlarian untuk menghindari bom asap yang ditembakkan di dekat tenda dan rumah lainnya.
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengeluarkan seruan baru pada X pada Senin agar warga Gaza mengosongkan Kota Gaza dan daerah lain di utara serta Khan Younis di selatan.
“Warga Jalur Gaza, IDF beroperasi dengan kuat melawan Hamas dan organisasi teroris di Jalur Gaza, terutama di wilayah Khan Yunis dan di utara Jalur Gaza,” katanya, dan mendesak warga sipil untuk pergi demi keselamatan mereka sendiri.
Para pejabat PBB mengatakan 1,9 juta orang – 85 persen penduduk Gaza – mengungsi dan menggambarkan kondisi di wilayah selatan tempat mereka terkonsentrasi sangat buruk.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang gagal mendorong gencatan senjata di Gaza, mengatakan pada Minggu bahwa wilayah kantong tersebut sedang runtuh.
“Saya perkirakan ketertiban umum akan segera rusak dan situasi yang lebih buruk bisa terjadi, termasuk penyakit epidemi dan meningkatnya tekanan untuk mengungsi secara massal ke Mesir,” katanya pada konferensi internasional di Qatar.