TEMPO.CO, Jakarta - Marko Kolanovic, senior stock strategist dari Bank JPMorgan, pada pekan ini mengungkap proyeksi sebagian besar warga Amerika Serikat sudah kehabisan uang tabungannya yang digunakan selama pandemi Covid-19. Aset-aset liquid seperti deposito dan dana di pasar uang milik sebagian besar warga Amerika Serikat, akan di bawah level 2019 pada 2024 nanti.
“Tampaknya hanya 1 persen konsumen yang pendapatannya akan lebih baik dibanding saat pandemi Covid-19,” kata Kolanovic. Dia mencatat ada lonjakan penggunaan kartu kredit dan pinjaman mobil baru-baru ini serta naiknya jumlah orang yang mengajukan perlindungan kebangkrutan.
Menurut perhitungan JPMorgan sebelumnya, rekor tertinggi warga Amerika Serikat yang masih memiliki kelebihan uang tabungan terjadi pada Agustus 2021 dengan nilai USD 2.1 triliun (Rp 32.703 triliun). Akan tetapi pada Oktober 2023, jumlah itu turun jadi sekitar USD 148 miliar (Rp2.304 triliun).
JPMorgan menjelaskan trend tersebut berasal dari pengetatan syarat mengajukan kredit, naiknya sejumlah suku bunga, penghentian program stimulus dan bantuan selama Covid-19 serta inflasi yang di atas rata-rata selama setahun. Kolanovic mencatat pasar perumahan jauh lebih stabil kendati biaya peminjaman mengalami kenaikan karena konsumen menginginkan suku bunga rendah.
“Hanya saja, penjualan rumah yang ada saat ini mengalami penurunan hingga ke rekor terendah dan sekitar USD 6.5 triliun utang real estate komersial masih terkatung-katung,” kata Kolanovic, memperingatkan.
Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat menyebut utang kartu kredit masyarakat Amerika Serikat pada tahun ini terus mengalami kenaikan atau menandai kenaikan kuartal kedelapan year-over-year setiap tiga bulan hingga September 2023. Sejumlah peneliti mencatat akan ada lebih banyak rumah tangga di Amerika Serikat yang mengalami kesulitan dalam mengatur utang mereka di tengah tingginya inflasi yang terus-menerus dan kenaikan suku bunga, yang bisa menjadi sebuah tendensi sinyal stress nyata keuangan.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Meta Masih Terseok-seok Atasi Akun Pedofil
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini