TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria bersenjata ditangkap setelah penembakan di AS. Penembakan massal terjadi di Austin, Texas, Amerika Serikat yang mengakibatkan enam tewas dan tiga lainnya terluka, termasuk dua petugas polisi, kata pihak berwenang pada Rabu, 6 Desember 2023.
Penembakan besar-besaran terjadi selama beberapa jam pada hari Selasa di Austin, ibu kota negara bagian Texas. Empat orang ditembak mati dan tersangka terlibat baku tembak dengan polisi. Di daerah San Antonio, seorang pria dan wanita ditemukan tewas di sebuah rumah.
“Kami sangat yakin satu tersangka bertanggung jawab atas semua insiden tersebut,” ujar Robin Henderson, kepala sementara Departemen Kepolisian Austin, tentang pembunuhan di Austin.
Tersangka penembakan di AS berusia 34 tahun, yang tidak disebutkan namanya, sudah ditahan. "Ia tidak lagi menjadi ancaman bagi komunitas Austin,” ujar polisi.
Polisi mengaitkan tersangka dengan empat insiden termasuk dua pembunuhan ganda yang melukai seorang petugas polisi di dekat sekolah. Penembakan tidak fatal terjadi terhadap seorang pengendara sepeda. Salah satu pembunuhan ganda terjadi di San Antonio, 75 mil barat daya Austin.
Polisi mengatakan mereka menerima peringatan dari pihak berwenang Austin untuk menggeledah sebuah rumah yang terkait dengan pria bersenjata tersebut. Mereka menemukan mayat seorang wanita berusia 55 tahun dan seorang pria berusia 56 tahun.
“Kami belum memiliki identifikasi pasti saat ini. Tapi kami cukup yakin siapa orang-orang ini. Mereka diyakini adalah orang tua tersangka yang saat ini ditahan,” kata Sheriff Javier Salazar dari Bexar County, yang mencakup San Antonio.
“Tentu saja ini adalah TKP yang sangat mengerikan,” kata Salazar kepada wartawan.
Dia mengatakan diyakini pria tersebut pertama kali melakukan pembunuhan di Bexar County dan kemudian tersangka pergi ke Austin untuk melakukan penembakan. Di Austin, polisi terlibat baku tembak dengan tersangka di lokasi perampokan di mana dua korban ditemukan tewas. Seorang petugas di sana terluka. Pria bersenjata itu melarikan diri dengan kendaraan dan jatuh setelah terjadi kejar-kejaran dengan polisi.
Pria tersebut ditangkap karena memiliki senjata api dan didakwa melakukan pembunuhan besar-besaran. Henderson menggambarkan insiden tersebut sebagai serangkaian peristiwa tragis dan tindakan kriminal yang mengerikan.
Salazar mengatakan tersangka ditangkap pada Januari 2022 karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang tua dan saudara perempuannya. Dia dibebaskan dua bulan kemudian dan diperintahkan untuk memakai gelang kaki, namun dipotong.
Penembakan sangat umum terjadi di Amerika Serikat, sebuah negara dengan jumlah senjata api lebih banyak dibandingkan jumlah penduduknya dan upaya untuk menekan penyebaran senjata api selalu menemui perlawanan politik yang keras.
Pada akhir Oktober, seorang pria yang membawa senapan semi-otomatis melepaskan tembakan di arena bowling di Lewiston, Maine, lalu mengamuk di sebuah bar-restoran. Dia membunuh 18 orang, dan ditemukan tewas setelah menembak dirinya sendiri.
AL ARABIYA
Pilihan editor: Biden Desak Kongres AS Berikan Dana Tambahan bagi Ukraina untuk Lawan Rusia