TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dirinya tak yakin akan maju Pemilihan Presiden 2024 jika lawannya dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, tidak mencalonkan diri. Biden mengatakan ini pada Selasa, 5 Desember 2023, menambahkan bahwa Trump merupakan ancaman unik bagi negaranya.
“Jika Trump tidak mencalonkan diri, saya tidak yakin saya akan mencalonkan diri,” kata Biden pada acara penggalangan dana untuk kampanyenya pada 2024 di luar Boston, Massachusetts. “Kita tidak bisa membiarkan dia menang.”
Biden, kandidat terdepan Partai Demokrat, diperkirakan akan menghadapi Trump dalam duel untuk kedua kalinya setelah mengalahkan pebisnis itu pada pilpres 2020. Dia saat itu meraup lebih dari 81 juta suara, memecahkan rekor Barack Obama sebagai kandidat pilpres AS dengan suara terbanyak. Obama mendapatkan 69,5 juta suara pada 2008 silam.
Pernyataan terbaru Biden muncul ketika para pemilih setia Partai Demokrat telah menyatakan kekhawatirannya mengenai usia Presiden. Dia menginjak usia 81 tahun bulan lalu, tepatnya pada 20 November 2023.
Rakyat AS pun khawatir akan hal itu, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos pada pertengahan September. Sebanyak 77 persen responden, termasuk 65 persen dari Partai Demokrat, mengatakan Biden terlalu tua untuk menjadi presiden, sementara hanya 39 persen yang mengatakan dia memiliki mental yang cukup cerdas untuk menjadi presiden.
Sebagai perbandingan, 56 persen responden jajak pendapat yang sama mengatakan Trump terlalu tua untuk menjabat, sementara 54 persen mengatakan dia memiliki mental yang cukup tajam untuk menangani tantangan-tantangan kepresidenan.
Para tangan kanan Presiden semakin yakin bahwa Trump akan mengukuhkan statusnya sebagai kandidat terdepan untuk nominasi presiden dari Partai Republik dalam beberapa pekan mendatang, menurut dua orang dari Partai Demokrat tersebut. Trump mengumumkan kampanyenya untuk masa jabatan presiden kedua tidak berturut-turut pada 15 November 2022.
Selama kampanye presiden tahun 2020, Biden kerap menyebutkan bahwa keputusannya untuk mencalonkan diri sebagian dipicu oleh cara Trump menangani berbagai masalah, termasuk unjuk rasa nasionalis kulit putih pada 2017 di Charlottesville, Virginia.
Kini, tim kampanye Biden kembali memposisikan Trump sebagai ancaman bagi demokrasi itu sendiri. Di sisi lain, Trump — yang menghadapi tuntutan pidana atas upayanya membalikkan kekalahannya pada pemilu 2020 — menggambarkan Biden sebagai seorang autokrat yang berbahaya.
Biden mengumumkan pencalonannya kembali pada April. Keputusannya datang setelah dia secara pribadi yakin bahwa baik Wakil Presiden Kamala Harris maupun kandidat Partai Demokrat lainnya tidak akan bisa mengalahkan Trump dalam pemilu 2024, menurut mantan pejabat Gedung Putih.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan kandidat Partai Republik itu unggul atas Biden di negara-negara bagian penentu hasil pemilu dan di tingkat nasional. Biden pun telah berulang kali melontarkan komentar tentang Trump selama penggalangan dana yang ia adakan di Boston mulai kemarin. “Saya rasa tidak ada orang yang meragukan bahwa demokrasi kita sedang kembali menghadapi risiko,” katanya pada Selasa pagi.
REUTERS
Pilihan Editor Israel Tolak Keterlibatan Otoritas Palestina di Gaza Setelah Perang