TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 47 orang tewas dan 85 lainnya luka-luka banjir dan tanah longsor di Tanzania utara menyusul hujan lebat, Sabtu, 2 Desember 2023, kata seorang pejabat senior pemerintah.
Banjir parah yang disebabkan oleh kombinasi fenomena cuaca El Nino dan air pasang di Samudera Hindia telah menewaskan ratusan orang di Kenya dan Somalia dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi dari rumah mereka sejak hujan musiman mulai turun pada bulan Oktober.
Operasi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan di wilayah Manyara karena pihak berwenang Tanzania khawatir beberapa jenazah mungkin terjebak dalam lumpur, kata komisaris wilayah Manyara Queen Sendiga kepada wartawan pada Minggu malam.
“Sampai malam, kami telah menyelamatkan 85 orang yang terluka dan masih melanjutkan perawatan dan lainnya telah dipulangkan. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 47 orang,” katanya.
Sekitar 100 rumah di desa Katesh, distrik Hanang, tertelan tanah longsor, kata Presiden Samia Suluhu Hassan dalam pesan video yang diposting online oleh kementerian kesehatan.
Baca Juga:
“Kami sangat terkejut dengan kejadian ini,” kata Presiden Hassan.
Dia mengarahkan badan-badan keamanan, kementerian kesehatan dan badan-badan terkait lainnya untuk mengerahkan segala upaya dalam upaya pencarian dan penyelamatan untuk mencegah lebih banyak kematian.
Lebih dari 20 orang tewas di desa Katesh di distrik Hanang, Manyara, kata presiden.
Hujan deras pada Sabtu malam menyebabkan tanah longsor di beberapa wilayah Gunung Hanang, lapor media domestik, menambahkan bahwa air juga menyapu bersih ternak.
Perubahan iklim menyebabkan kejadian cuaca ekstrem yang lebih intens dan lebih sering terjadi, kata para ilmuwan.
Sebagai tanggapannya, para pemimpin Afrika mendorong pajak global baru dan perubahan pada lembaga keuangan internasional untuk membantu mendanai aksi perubahan iklim.
REUTERS
Pilihan Editor Muslim AS Ancam Tarik Dukungan pada Biden karena pro-Israel, Bisa Kalah dalam Pilpres 2024?