TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengungukap Amerika Serikat tidak mendukung pengeboman yang dilakukan Israel di Gaza selatan hingga mereka mempertimbangkan kepentingan warga sipil yang telah dipaksa untuk mengungsi ke area tersebut.
“Kami tidak mendukung operasi (militer) hingga Israel mempertimbangkan seluruh warga sipil tambahan yang ke sana, yang pasti seluruh warga sipil karena sekarang ada ratusan ribu lebih warga sipil di sana,” kata Kirby.
Dia memastikan Gedung Putih juga telah mendesak Tel Aviv untuk mempertimbangkan soal bagaimana untuk tetap menjaga keamanan warga sipil. Sebelumnya pada Sabtu, 2 Desember 2023, Israel mengakui telah menghantam lebih dari 400 target di sepanjang Gaza sejak tujuh hari gencatan senjata dengan Hamas selesai pada Jumat, 1 Desember 2023. Dari jumlah tersebut, 50 serangan terjadi di Kota Khan Younis. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan serangan di sana menewaskan setidaknya 200 warga Palestina.
Israel telah membunuh total lebih dari 15.200 warga sipil di Gaza sejak Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023. Kementerian Kesehatan Gaza telah berhenti menghitung jumlah korban jiwa karena kehancuran total di sistem rumah sakit di Gaza di bawah bombardir Israel. Sejumlah laporan menyebut 70 persen dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Jumlah kematian kemungkinan bertambah dengan cepat karena Israel sudah membocorkan hendak membom ratusan lebih target-target di selatan Gaza, di mana wilayah ini adalah yang terpadat di Gaza sebelum terjadinya perang. Padahal sebulan lalu, Israel memerintahkan pada 1,1 juta jiwa warga sipil Palestina yang ada di utara Gaza untuk mengungsi ke wilayah Selatan demi menghindari jatuhnya korban jiwa. Sejumlah ahli perang di HAM PBB menyebut perintah evakuasi semacam ini dianggap sebagai sebuah kejahatan perang.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Jens Stoltenberg Sebut Ukraina Tak Mencetak Kemajuan Apapun
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini