Operasi Militer
Sebanyak 133 warga yang ditangkap berasal dari Yerusalem Timur dan Tepi Barat, menurut asosiasi tahanan Palestina.
Retno pun mengulangi ucapannya bulan lalu di aula PBB, bahwa Dewan Keamanan mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan. Ia menyambut baik Resolusi DK PBB 2712 yang menyerukan perpanjangan jeda kemanusiaan serta pembebasan sandera dan tahanan.
“Tapi apakah itu cukup? Tidak, itu masih kurang. Jeda kemanusiaan terlalu sempit dan rapuh, serta tidak akan mampu menciptakan situasi yang lebih baik di Gaza,” imbuhnya.
Mengutip Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebutkan bahwa ia akan memulai kembali operasi militer penuh ketika jeda berakhir, Retno mengaku tidak dapat memahami itu. “Dan saya juga tidak dapat memahami jika Dewan Keamanan membiarkan ancaman berkelanjutan terhadap kemanusiaan ini terjadi,” kata dia.
Menlu Retno lantas menyerukan aksi nyata di Gaza dan Tepi Barat dalam tiga tahap. Pertama adalah memberikan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan dan berkelanjutan di wilayah kantong Gaza yang mengalami krisis kebutuhan dasar karena dikepung oleh Israel.
Kedua, memastikan kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional. Hal ini berarti Israel tidak diperbolehkan untuk menyerang warga sipil dan infrastruktur publik seperti rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan tempat pengungsian PBB, yang telah berkali-kali menjadi target. Ketiga adalah gencatan senjata permanen untuk mengakhiri semua permusuhan.
Pertemuan Dewan Keamanan PBB ini bertepatan dengan Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina, yang diperingati pada 29 November setiap tahunnya. Peringatan PBB ini biasanya dirayakan dengan acara-acara di markas besar PBB di New York, serta di kantor PBB di Jenewa, Wina dan Nairobi.
NABIILA AZZAHRA A. | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Elon Musk Kutuk Para Pengiklan yang Meninggalkan X karena Konten Antisemit