TEMPO.CO, Jakarta -Ukraina telah menerima 300 ribu dari satu juta peluru yang dijanjikan oleh Uni Eropa (UE), kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Rabu saat menghadiri pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Belgia.
Pengiriman lebih dari 300 ribu peluru oleh UE sebelumnya telah dikonfirmasi oleh kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell pada 14 November lalu, setelah pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri (Pertahanan) UE hari itu di Brussels.
Baca Juga:
Dengan pengiriman itu, katanya, UE telah mencapai 30 persen dari keseluruhan tujuan politiknya untuk mengirimkan satu juta butir amunisi ke Ukraina.
“Lebih dari 300 ribu peluru telah dikirimkan. Hal ini berasal dari stok atau dari re-routing atau penetapan prioritas ulang pesanan, karena industri Eropa banyak mengekspor ke negara ketiga,” ujarnya saat itu.
“Jadi, kami meminta negara-negara anggota untuk mengubah rute, mengubah prioritas guna memberikan prioritas pada produksi untuk Ukraina,” sambung Borrell.
Di sela-sela pertemuan NATO, Kuleba menyerukan di hadapan wartawan keselarasan yang lebih besar antara industri pertahanan Ukraina dan NATO. Hal ini adalah untuk memastikan Kyiv memiliki pasokan yang dibutuhan saat menghadapi Rusia yang melancarkan invasi di negara tersebut pada Februari 2022.
“Kita perlu menciptakan kawasan industri pertahanan bersama Euro-Atlantik,” kata Kuleba, yang menambahkan bahwa hal ini akan menjamin keamanan Ukraina dan negara-negara NATO itu sendiri.
Selama beberapa bulan terakhir, Kyiv telah berusaha untuk menarik produsen senjata global terkemuka untuk melakukan operasi di Ukraina. Ini merupakan bagian dari upaya untuk mendiversifikasi ketergantungann pada senjata dan amunisi yang diberikan oleh sekutunya.
Pilihan Editor: Rusia Rancang RUU Baru, Larang Pengunjung Asing Kritik Kebijakan Negara
REUTERS