TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Ekuador Veronica Abad mengatakan pada Selasa, 28 November 2023 bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Tel Aviv, Israel untuk mengupayakan perdamaian antara Israel-Hamas atas arahan Presiden Daniel Noboa, yang sebelumnya sempat ia kritik.
Noboa menugaskan wakil presidennya untuk berkolaborasi dalam upaya perdamaian antara Israel dan kelompok militan Hamas dalam sebuah keputusan presiden, peran yang diharapkan dapat dijalankan oleh Abad dari kedutaan Ekuador di Tel Aviv.
Setelah ditugaskan, wakil presiden sekaligus pengusaha berusia 47 tahun itu mengunggah video di media sosial pada 25 November lalu, yang menandai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan.
Dalam video itu, ia mengecam berbagai kekerasan yang dialami perempuan termasuk penyalahgunaan kekuasaan, mengatakan “mereka meremehkan Anda dan mengirim Anda mati dalam perang”, sebuah pernyataan yang tampak menyinggung penugasan dari Noboa.
Ia akan mematuhi perintah itu untuk “menjamin stabilitas konstitusi” dan menghindari tuduhan mengabaikan jabatannya, kata Abad kepada wartawan di Quito, ibu kota Ekuador.
“Tadi pagi saya meminta informasi yang diperlukan agar misi dapat berjalan dengan sukses,” ujarnya, tanpa memberi tahu tanggal perjalanannya ke Tel Aviv. “Saya tidak akan meninggalkan kapal ini (Ekuador). Mereka mengirim saya jauh-jauh.”
Sebelumnya, Noboa mengatakan penugasan itu dibenarkan sebagai bagian dari tanggung jawab Ekuador untuk mengupayakan penyelesaian konflik secara damai dan mendukung upaya internasional untuk mengakhiri pertempuran di Gaza yang telah berlangsung selama tujuh minggu tersebut.
Perseteruan antara Abad dan Noboa datang tidak lama setelah ia mulai menjabat sebagai presiden pada Kamis lalu, dan berjanji untuk memperbaiki perekonomian dan memerangi geng penyelundup narkoba di Ekuador.
Alih-alih menghadiri makan siang pelantikan Noboa, Abad malah mengunggah foto-foto di media sosial saat sedang makan di sebuah pasar di Quito. Ia mengatakan pada Selasa bahwa ia tidak diundang ke makan siang atau ke pesta kemenangan pada hari pemilihan.
Ekuador menjadi salah satu negara Amerika Latin yang menarik duta besar mereka dari Tel Aviv, sebagai protes atas serangan brutal Israel ke Gaza. Serangan selama tujuh pekan terakhir itu, sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober itu, menewaskan lebih dari 15.000 warga Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Pilihan Editor: Kolombia Usulkan PBB Akui Palestina sebagai Negara Merdeka
REUTERS